Foto: sehari setelah pemungutan suara Pemilu 2024, Capres Prabowo Subianto berziarah ke makam ayah dan kakeknya di tempat pemakaman umum (TPU) Karet Bivak, Jakarta Selatan, Kamis (15/2/2024) siang. (Dok. Tim Media Prabowo)

MAJALAHBUSER.com – Sejumlah media asing mulai menyoroti pemerintahan Indonesia ke depan di tangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Seperti diketahui, keduanya menjadi pasangan terkuat calon presiden dan calon wakil presiden (capres cawapres) 2024 Indonesia menurut hasil hitung cepat atau quick count. Perolehan suara Prabowo-Gibran menurut quick count 6 lembaga survei unggul sementara.

Begitu pun hasil penghitungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) per Jumat (16/2/2024) pukul 10.49 WIB juga menunjukkan hal yang sama.

Pasangan Prabowo-Gibran unggul sementara dengan perolehan suara 56,83 persen dari 51 persen data yang masuk.

Disusul pasangan Anies-Muhaimin dengan suara 25,18 persen dan Ganjar-Mahfud di angka 17,99 persen.

Lantas, seperti apa prediksi wajah Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran? Pengamat internasional dan media asing mulai meraba wajah pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut kata media asing terkait hal tersebut:

1. BBC

BBC melalui artikel berjudul Prabowo Subianto: What can Indonesia expect from its new strongman leader?, Kamis (15/2/2024), menggambarkan wajah Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai presiden.

Dalam artikel tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai ikut berperan dalam keunggulan suara sementara Prabowo-Gibran diwanti-wanti untuk lebih berhati-hati.

Hal ini berkaca pada pemilihan presiden di Filipina yang dimenangi Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr.

Sama seperti Prabowo, Ferdinand “Bongbong” Marcos Jr juga menggandeng Sara sebagai wakil presidennya pada Pemilu 2022. Sara adalah putri Rodrigo Duterte, mantan Presiden Filipina.

Namun, dua tahun kemudian, keluarga yang dulu bersekutu tersebut akhirnya mengalami perselisihan. Duterte menyadari bahwa sebagai mantan presiden, dia hanya mempunyai pengaruh yang kecil pada pemerintahan.

Hal itu dikhawatirkan juga terjadi di Indonesia. Prabowo yang menduduki kursi kepresidenan kemungkinan juga menyadari bahwa dia tidak lagi membutuhkan dukungan pendahulunya.

Di sisi lain, masyarakat Indonesia juga perlu menyesuaikan diri dengan gaya kepemimpinan Prabowo.

Jika Jokowi dikenal bersuara lemah lembut maka Prabowo mempunyai reputasi sebagai orang yang suka meledak-ledak dan memberikan pendapat yang kasar.

Dia kerap membanggakan karier panjangnya sebagai perwira di pasukan khusus Indonesia.

2. Reuters

Media yang berkantor pusat di London, Inggris, Reuters menyoroti perpolitikan Indonesia melalui artikel bertajuk Prabowo Subianto: What to expect from Indonesia’s likely new president, Kamis (15/2/2024).

Artikel itu mengupas tentang aliansi antara Prabowo dengan Jokowi pada Pilpres 2024.

Pakar politik dari Australian National University (ANU) Liam Gammon mengatakan, aliansi keduanya diprediksi masih akan bertahan selama Prabowo menilai itu sesuai dengan kepentingannya.

“Jika tidak, aliansi itu akan putus dan Jokowi akan segera terpinggirkan,” kata Liam.

Setelah dua kali kalah dari Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019, Prabowo semakin condong pada popularitas paham “Widodoisme”. Bahkan, secara kontroversial, dia menyebut putra presiden, Gibran Rakabuming Raka, sebagai pasangannya dalam Pemilu 2024 untuk memerintah Indonesia.

Meskipun pada masa kampanye Prabowo menjanjikan keberlanjutan kebijakan pemerintah sebelumnya, para analis mengatakan hal itu tidak bisa menjadi jaminan.

“Jangan salah, Presiden Prabowo akan menjadi presidennya sendiri,” kata Doug Ramage dari BowerGroupAsia.

Namun, jutaan orang telah memperhitungkan bahwa Jokowi akan terus menggunakan pengaruhnya melalui putranya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai wakil presiden meski hanya mempunyai sedikit kekuasaan.

3. The Japan Times

Melalui artikel berjudul Prabowo could usher in a new era in Indonesian foreign policy, Kamis (15/2/2024), The Japan Times ikut meraba nasib Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.

Dalam artikel itu, pakar Asia Tenggara di Institut Perdamaian Amerika Serikat (USIP) Brian Harding menyampaikan, arah kebijakan luar negeri Indonesia di bawah Prabowo diprediksi akan memberikan keuntungan ekonomi dan peningkatan peran Indonesia di tatanan internasional.

“Prabowo akan melanjutkan fokus Widodo pada diplomasi ekonomi, tetapi juga akan berusaha meningkatkan peran Indonesia di panggung global,” kata dia.

Menurut analisisnya, sebagai mantan jenderal, Prabowo akan berupaya untuk melanggengkan pendirian Widodo dengan menjangkau berbagai pihak.

Dia juga diprediksi akan berupaya meningkatkan kekuatan Indonesia secara lebih besar di Asia dan panggung dunia.

Di sinilah, Washington (Amerika) diperkirakan akan mencoba bekerja sama secara erat dengan Prabowo, mengingat peran Indonesia yang sangat penting dalam persaingan negara adidaya yang semakin meningkat di Indo-Pasifik.

Kendati demikian, kemungkinan besar Prabowo tidak akan menyimpang, setidaknya untuk saat ini, dari kebijakan Presiden Joko Widodo dalam menyeimbangkan hubungan antara Amerika dan China.

4. The New York Times

The New York Times mengunggah artikel berjudul Which Version of an Ex-General Did Indonesia Just Vote For?, Jumat (16/2/2024).

Dalam artikel itu, mereka menyoroti nasib Indonesia ke depan di bawah kepemimpinan Prabowo.

Selama masa kampanye, Prabowo berulang kali berjanji bahwa ia akan melanjutkan jalur dan kebijakan yang dicanangkan oleh Jokowi. Namun, masih belum jelas akan seperti apa Prabowo dalam memimpin Indonesia.

Penasihat senior wakil presiden Indonesia pada tahun 2000-an Dewi Fortuna Anwar mengatakan, Prabowo memiliki sikap dan perilaku yang tidak menentu.

“Dengan Prabowo, kami tidak memercayainya, sehingga ia akan diberi lebih sedikit ruang untuk bermanuver,” kata Dewi.

Menurut Dewi, Prabowo mungkin akan menunjukkan kredibilitas demokrasinya. Masa depan Indonesia sangat penting di mata dunia dunia.

Dengan jumlah penduduk sekitar 270 juta jiwa, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan mempunyai peran besar dalam geopolitik dan perubahan iklim di dunia. (kompas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer