MAJALAHBUSER.com – Empat anak ditemukan selamat di hutan Amazon pasca-pesawat yang mereka tumpangi jatuh. Anak-anak tersebut ditemukan dengan kain terbungkus pada kaki untuk melindungi saat mereka bergerak melintasi hutan berlumpur.
Sisa buah dengan bekas gigitan, gunting, dan popok membawa langkah kru penyelamat untuk menyisiri hutan Amazon dan bertemu empat bocah gigih tersebut dalam kondisi hidup.
Diberitakan Guardian, Sabtu (10/6/2023), keempat anak tersebut berhasil selamat dari kecelakaan pesawat yang menewaskan sang ibu, Magdalena Mucutuy Valencia, dan dua orang dewasa lainnya.
Yang tertua baru berusia 13 tahun ketika pesawat itu jatuh pada 1 Mei 2023 di Kolombia selatan. Sementara yang termuda, baru saja melangsungkan ulang tahun pertama di bawah kanopi pepohonan dan tumbuhan lebat Amazon.
Mereka adalah Lesly Jacobo Bonbaire (13), Solecni Ranoque Mucutuy (9), Tien Noriel Ronoque Mucutuy (4), dan Christian Neryman Ranoque (1).
Empat anak bertahan hidup selama 40 hari di hutan Amazon
Dua minggu sejak jatuh, bangkai pesawat ringan Cessna ditemukan dengan tiga jasad orang dewasa, yakni sang ibu, pilot Hernando Murcia Morales, dan pemimpin suku Yarupar Herman Mendoza Hernández.
Hilangnya empat anak itu dalam hutan memicu operasi pencarian besar-besaran yang dipimpin oleh militer, melibatkan anjing pelacak dan lebih dari seratus pasukan khusus Kolombia.
Pencarian juga melibatkan lebih dari 70 pengintai pribumi untuk menyisir daerah lebat tersebut. Helikopter pun melayang di atas area sekitar kecelakaan, menyiarkan pesan dari nenek anak-anak tersebut bahwa mereka tidak dilupakan serta mendesak mereka untuk tetap berada di satu tempat.
Helikopter juga menjatuhkan paket makanan yang memungkinan empat anak tersebut bertahan hidup di tengah liarnya hutan Amazon.
Selama berminggu-minggu, seperti dikutip dari CNN, Sabtu, pencarian hanya menemukan petunjuk yang cukup memuaskan, termasuk jejak kaki, popok kotor, dan botol.
Menurut anggota keluarga, anak tertua yang hilang memiliki pengalaman di hutan, tetapi harapan memudar seiring berjalannya waktu.
Beberapa penyelamat memutuskan pulang dan membongkar markas komando gabungan. Namun, Brigadir Jenderal Pedro Sanchez meyakini bahwa anak-anak itu masih hidup. Sebab, menurut dia, mayat akan lebih mudah ditemukan daripada kelompok kecil yang bergerak melalui hutan.
“Ini bukanlah pencarian jarum di tumpukan jerami, ini adalah pencarian kutu kecil di karpet yang luas, karena mereka terus bergerak,” katanya kepada wartawan Kolombia.
Ditemukan karena tangisan anak bungsu
Hingga pada Jumat (9/6/2023), sekitar pukul 16.00 waktu setempat, radio tentara tiba-tiba berbunyi.
“Keajaiban, keajaiban, keajaiban, keajaiban,” yang dalam bahasa Inggris disebut miracle, merupakan kode untuk merujuk seorang anak yang ditemukan hidup.
Kode tersebut diulang sebanyak empat kali yang menunjukkan bahwa keempatnya selamat dan berhasil bertahan hidup di tengah hutan Amazon tak tersentuh.
Pemimpin suku Lucho Acosta mengatakan, penemuan bermula saat kru penyelamat mendengar tangisan anak bungsu yang masih bayi.
“Mereka sangat lemah, kami dapat menemukannya dengan mendengar tangisan si bungsu, tetapi mereka sangat lelah, mereka tidak lagi bergerak,” terangnya, Sabtu.
Meski kurang gizi dan banyak bekas gigitan serangga, tidak ada satu pun bocah yang ditemukan dalam kondisi masalah kesehatan serius. Pasukan militer Kolombia pun membagikan kebahagiaan ini melalui cuitan pada Sabtu (10/6/2023).
Tampak pada gambar yang diunggah, tentara dan sukarelawan berpose bersama anak-anak yang terbungkus selimut termal. Presiden Kolombia Gustavo Petro turut mengumumkan kabar gembira ini melalui akun Twitter, @petrogustavo, Sabtu.
“Kebahagiaan bagi seluruh negeri! Empat anak yang hilang di hutan Kolombia tampaknya masih hidup,” tulis Petro.
Bertahan hidup dari pemangsa, badai, dan kelompok bersenjata
Petro awalnya melaporkan bahwa anak-anak itu ditemukan pada 17 Mei lalu. Namun, dia kemudian menghapusnya dengan menyatakan informasi itu belum terkonfirmasi.
“Mereka bersama-sama, mereka dalam kondisi lemah, biarkan dokter memeriksa mereka. Mereka menemukan anak-anak itu, itu membuat saya sangat senang,” ucap Petro kepada wartawan setempat.
“Mereka adalah anak-anak hutan dan sekarang mereka adalah anak-anak Kolombia,” sambungnya.
Dia mengatakan, keempat anak itu berhasil bertahan hidup sendirian tanpa pendampingan orang dewasa di tengah hutan belantara selama 40 hari.
Selain menghindari pemangsa hutan, empat anak ajaib tersebut juga berhasil selamat dari badai besar dan kelompok bersenjata yang kemungkinan menempati bagian dalam hutan.
Anak-anak yang tampak kurus di foto itu kemudian dievaluasi oleh dokter sebelum diterbangkan Angkatan Udara Kolombia dengan ambulans udara menuju Komando Udara Transportasi Militer di Ibu Kota Bogota, Sabtu dini hari.
Datang menyambut, seorang paman, kakek-nenek, beserta kerabat tampak menunggu untuk dipertemukan kembali dengan anak-anaknya.
“Saya berterima kasih kepada presiden atas bantuannya dan masyarakat adat yang telah bekerja sama dalam pencarian anak-anak kami,” ujar sang kakek, Narcizo Mucutuy.
“Saya tidak tahu bagaimana harus berterima kasih kepada mereka, karena kata ‘terima kasih’ saja tidak cukup,” sambungnya.
Cara bertahan hidup 4 anak di hutan Amazon
Magdalena Mucutuy yang merupakan ibu dari empat anak itu sebenarnya masih hidup selama 4 hari setelah pesawat yang ia tumpangi jatuh. Sayangnya, ia meninggal karena luka parah yang diderita. Mau tidak mau, keempat anaknya harus berjuang sendirian.
Mereka kemudian berjuang untuk hidup di hutan Amazon dengan cara memakan sejenis tepung dan buah-buahan.
“Ketika pesawat jatuh mereka mengeluarkan (dari puing-puing) sebuah farina dan dengan itu mereka selamat,” kata Fidencio Valencia yang merupakan paman dari empat anak yang selamat, dikutip dari Insider.
Farina yang dimaksud Fidencio adalah tepung singkong yang biasanya dimakan oleh orang di kawasan Amazon.
“Setelah farina habis, mereka mulai memakan bijinya,” sambung Fidencio.
Edwin Paki, salah satu tokoh adat yang ikut membantu pencarian mengatakan, empat anak yang selamat juga memakain avicure, sejenis buah yang mirip markisa.
“Mereka sedang mencari benih untuk dimakan dari pohon avicure sekitar 1,5 kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat,” ujar Edwin, dikutip dari The Guardian.
Sementara itu Astrid Caceres, Kepala Institut Kesejahteraan Keluarga Kolombia menyampaikan, saat empat anak terdampar di hutan Amazon, mereka bisa memakan buah karena hutan sedang dalam masa panen.
Ketika akhirnya ditemukan, keempat anak sudah terlihat sangat lemah. “Anak-anak sudah sangat lemah,” kata Sánchez.
“Kekuatan mereka hanya cukup untuk bernapas atau meraih buah kecil untuk makan sendiri atau minum setetes air di hutan,” ujarnya.
Kepada petugas, anak-anak itu mengatakan telah melewati beberapa hari di hutan ditemani seekor anjing gembala Jerman bernama Wilson. Namun sayang, anjing tersebut hilang dan belum juga bisa ditemukan. (kompas)