Jakarta – Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo akhirnya angkat bicara soal isu partai cokelat atau ‘parcok’. Meski begitu, dia cuma irit bicara saja dengan jawaban yang menohok saat ditanya soal isu ini.
“Ya tanyakan partai lah,” kata dia pada Kamis, 5 Desember 2024.
Namun, mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri tersebut tidak gamblang soal partai yang dimaksud. Dia lebih pilih tak menanggapi terlalu jauh soal isu partai cokelat itu.
Sebelumnya diberitakan, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mempertanyakan sikap diamnya Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat publik ramai bicara tentang isu ‘Parcok’ atau ‘Partai Cokelat’.
Sebab, isu parcok sudah ramai diberitakan baik di media mainstream maupun media sosial sepanjang kontestasi Pilkada Serentak 2024.
“Masalahnya sekarang, Pak Kapolri tidak pernah menanggapi ini. Menurut saya, penting karena beliau sebagai pejabat publik yang bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada masyarakat, untuk mengimbangi opini yang muncul di mana-mana,” kata Mahfud dalam podcast Terus Terang Mahfud MD di kanal YouTube Mahfud MD Official, dikutip Kamis, 5 Desember 2024.
Untuk diketahui, Hasto menilai Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) menggunakan ‘macan’ berupa partai cokelat (parcok) untuk memenangkan pasangan calon tertentu dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024.
Hal tersebut diungkap Hasto saat menanggapi pernyataan Politikus Partai Gerindra, Maruarar Sirait atau Ara, yang menilai dukungan Anies Baswedan kepada Cagub-Cawagub Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno, bakal membangkitkan macan tidur yakni Presiden Prabowo Subianto dan Jokowi.
“Jokowi memang mencoba memakai macan berupa partai cokelat (Parcok) untuk pemenangan kandidat tertentu pada Pilkada Serentak 2024,” ujar Hasto kepada wartawan di Jakarta, dikutip pada Senin, 25 November 2024.
Ia mengaku partai cokelat sudah bergerak masif di Sumatera Utara (Sumut) demi menahan gerak politik pasangan calon Edy Rahmayadi – Hasan Basri Sagala.
“Jadi, keterlibatan partai cokelat itu nyata di Sumatera Utara, kami sangat khawatir sangat prihatin dengan Letnan Jenderal TNI Purnawirawan Edy Rahmayadi yang diblok sedemikian rupa, sehingga untuk dana saksi saja itu tidak tersedia,” ujarnya. (viva).