Jakarta – Calon presiden (capres) Anies Baswedan dan calon wakil presiden (cawapres) Muhaimin Iskandar tidak menyinggung keberlanjutan pembangunan Ibu Kota Nusantara dalam Visi, Misi, dan Program Kerjanya.
Dalam dokumen Visi, Misi, dan Program Kerja Indonesia Adil Makmur untuk Semua, keduanya memang memuat program pembangunan di Kalimantan yang mereka canangkan dalam bentuk agenda strategis 8 sayap kemajuan atau 8 kawasan.
Namun, tak ada bahasan terkait IKN. Mereka hanya memetakan bahwa pembangunan kawasan Kalimantan sebagai tonggak ekonomi hijau, beranda Indonesia yang maju dan asri.
“Untuk mengurangi ketimpangan antar wilayah dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan memenuhi prinsip keadilan dan keberlanjutan, maka setiap kawasan yang ada di Indonesia harus didorong untuk memaksimalkan perannya sebagai sayap kemajuan,” dikutip dari dokumen visi, misi dan program kerja mereka, Selasa (24/10/2023).
Setidaknya ada 9 program pembangunan kawasan Kalimantan yang keduanya rancang, yaitu menjadikan Kalimantan sebagai contoh dunia dalam penerapan ekonomi hijau termasuk melalui insentif bagi yang menjaga hutan, hingga reforestasi.
Lalu, menjadikan Kalimantan sebagai lumbung energi terbarukan melalui pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, pemanfaatan sawit untuk PLTBm (biomassa), hingga pengembangan PLTS.
Selain itu, memastikan bagi seluruh kota dan desa teraliri listrik, terhubung internet, tersedia air bersih dan sanitasi, bahan pokok terjangkau, fasilitas kesehatan dan pendidikan dekat, termasuk pada daerah perbatasan di wilayah Kalimantan.
Melibatkan masyarakat lokal dalam tiap tahap pembangunan dan menguatkan pengakuan hak ulayat masyarakat adat, serta memastikan hak masyarakat lokal dalam pengelolaan SDA, misalnya dalam sektor pertambangan maupun perkebunan.
Keduanya juga berjanji untuk mencetak lapangan kerja dengan membangun pabrik industri padat karya seperti tekstil dan furnitur, pabrik inovasi tinggi misalnya petrokimia dan bioteknologi, serta pabrik industrialisasi komoditas unggulan, termasuk kelapa sawit, kakao, dan hasil hutan yang berjalan dengan prinsip ESG (Environmental Social Governance).
Selain itu, mewujudkan pembangunan infrastruktur kereta yang mengalungi Kalimantan, dengan penahapan yang optimal, serta memastikan transportasi udara, darat, dan air (sungai dan laut) yang terjangkau dan saling terhubung.
“Memastikan perbaikan kerusakan lingkungan, utamanya deforestasi, pencemaran limbah tambang/industri, kebakaran hutan, dan pengelolaan lahan gambut,” tegas Anies-Muhaimin.
Berbeda dengan kontestan Capres dan Cawapres pesaingnya, yakni Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, pembangunan IKN mereka tegaskan dalam dokumen visi dan misinya. Mereka bahkan memastikan percepatan pembangunan IKN sebagai bentuk komitmen melanjutkan pembangunan IKN secara bertahap hingga IKN menjadi titik keseimbangan baru keadilan pembangunan sekaligus simbol Indonesia yang futuristik.
Pada saat Rakernas XVI APEKSI di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (13/7/2023), Anies sempat memberikan komentar terkait komitmennya terhadap pembangunan IKN yang dilaksanakan pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Tapi, Anies tidak langsung menjawab secara jelas dan detail soal proyek IKN. Dia lebih memilih menjawabnya dengan kata-kata kias.
Anies menegaskan apabila proyek IKN memiliki perencanaan yang baik dan berdampak bagi masyarakat Indonesia pasti akan jalan terus. Berbeda apabila justru sebaliknya. Pada kesempatan itu Anies bingung kenapa soal IKN selalu dipertanyakan.
“Jadi saya melihat bila ini rencana yang baik ya pasti jalan terus, pasti jalan terus tetapi kalau ini masalah, kadang-kadang saya heran kenapa sering ditanyakan ya apakah ada masalah ya sebetulnya? lho iya kan,” ucapnya.
“Kok saya gak ditanyain bagaimana dengan pangan murah betul gak, bagaimana dengan subsidi BBM lho kok itu gak pernah ditanyakan. Tapi kok IKN selalu ditanyakan ya apa sebenarnya dalam alam bawah sadar kita ada pertanyaan sesungguhnya. Cukup sampai di situ jawaban saya,” tegas Anies. (haa/haa/CNBC Indonesia)