Kediri – majalahbuser.com, Memasuki Bulan Muharam atau Suro (dalam kalender Jawa), warga 343 desa yang ada di Kabupaten Kediri hampir seluruhnya menggelar acara Bersih Desa.
Prosesi ritual turun tumurun ini dilakukan masyarakat untuk mengirim doa kepada nenek moyang/leluhur atau orang yang pertama menempati desa tersebut (babat desa) disertai dengan kenduri (sesaji) yang disebut Nyadran.
Selain itu, Bersih desa juga merupakan cara warga desa untuk bersama-sama memohon kepada Tuhan agar diberi keselamatan, kesehatan dan rejeki yang berlimpah serta barokah.
Pelaksanaan acara tradisi adat inipun di tiap desa juga tidak bersamaan, melainkan berdasarkan perhitungan hari masyarakat setempat sebagaimana dilakukan para leluhur.
Adapun lokasi pelaksanaan puncak kegiatan Bersih Desa diadakan di tempat yang diyakini memiliki nilai historis atau spiritual bagi masyarakat setempat.
Seperti yang dilakukan di Desa Bulupasar Kecamatan Pagu, lokasi pelaksanaan tradisi adat ini digelar di dua tempat, yaitu di makam (kuburan) yang oleh warga setempat disebut ‘Nyaen’ dan satunya lagi di makam Syeh Zaenal Abidin yang disebut Mbah Kabul.
‘Nyaen’ dipercaya masyarakat Desa Bulupasar sebagai orang yang pertama menempati/pendiri desa (babat desa), dan Syeh Zaenal Abidin adalah orang pertama yang babat dusun Kunir desa Bulupasar.
Karenanya dalam pelaksanaan, Prosesi yang digelar di ‘Nyaen’ diikuti oleh seluruh warga desa Bulupasar, sedang yang di makam Syeh Zaenal Abidin hanya diikuti oleh warga dusun Kunir yang lokasinya berada di Setono Kabul.
Meski Setono Kabul masuk wilayah dusun Besuk , Desa Toyoresmi kecamatan Ngasem, masyarakat dusun Kunir mempercayainya dulu adalah bagian dari dusun Kunir. Bahkan acara Nyadran di makam Syeh Zaenal Abidin ini prosesi Nyadran lebih unik dan sakral dibanding dengan Nyadran di tempat lainnya, karena selain sesaji, panitia juga harus (wajib) mementaskan seni kuda kepang dan menyertakan wanita cantik berhias khas jawa (baca: sinden).
Pantauan majalahbuser.com, Sabtu, 12/8/2023 sejak pukul 06.00 Wib, masyarakat yang akan mengikuti prosesi nyadran (selamatan di makam leluhur) sudah terlihat antusias dengan membawa sesaji dalam wadah Lengkong ke Punden (Nyaen) tempat dilaksanakannya acara.
Sedangkan Pejabat Desa, Karyawan desa, ketua RT/RW dan lembaga desa Bulupasar berangkat ke tempat dilaksanakan prosesi Nyadran bersama-sama dari kantor desa.
Selain di dua lokasi utama tersebut, sebagian masyarakat Bulupasar juga ada yang Nyadran di lokasi lainnya yaitu, di makam Mbah Jayengrono, dan di situs Arca Joko Gadung atau Mbah Gadung, dan yang terakhir kenduri di Balai Desa.
Disela-sela acara, Kades Bulupasar Agus Budi Suntoko mengungkapkan rasa syukurnya, karena dalam pelaksanaannya acara bersih desa tahun ini bisa digelar lebih meriah dan sukses.
“Alhamdulillah, hari ini kita bisa menggelar acara bersih desa dengan lebih meriah, animo dan semangat masyarakat untuk uri-uri tradisi adat ini juga meningkat, hal ini ditandai dengan lebih banyaknya lengkong di punden, kompaknya perangkat dan lembaga desa memakai seragam khas jawa,” katanya
Menurut Kades Agus, setelah acara kenduri di Balai Desa, secara keseluruhan prosesi ritual bersih desa sudah selesai, selanjutnya akan diteruskan dengan pentas hiburan bagi masyarakat berupa seni kuda kepang dan langen bekso (tayub).
“Menjaga tradisi leluhur kami, nanti malam akan kita gelar langen bekso di balai desa, dan itu wajib secara turun tumurun, sedang besuknya kita pentaskan seni kuda kepang dari group seni warga kira sendiri,” pungkasnya.
video Bersih Desa Bulupasar klik disini
Sementara camat Pagu Nur Said, yang berkesempatan hadir ditengah acara itu mengatakan, Bersih Desa adalah tradisi adat yang harus dijaga, sekaligus untuk mengenang jasa leluhur pendiri desa dan wujud syukur kepada Tuhan.
Camat Nur Said juga mengapresiasi pelaksanaan acara bersih desa Bulupasar yang menurutnya sukses luar biasa, unik dan membaggakan, untuk itu pihaknya akan terus mendukung.
“Acaranya luar bisa, ini sesuai harapan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana yang beberapa waktu lalu meresmikan tagline destination branding Kediri Berbudaya,” jelasnya
Beberapa saat setelah mengikuti acara Nydran di makam Syeh Zaenal Abidin, camat Pagu Nur Said, S.SOS juga berkesempatan memimpin yel-yel ‘Kediri Berbudaya’: “Salam Budaya, Kediri Berbudaya”.
Seperti diketahui, guna menentukan identitas branding berbagai destinasi yang terdapat di Kediri, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana meluncurkan ‘Destination Branding Kediri Berbudaya’ di Monumen Simpang Lima Gumul (SLG), Sabtu. (25/3/2023.
Sebagai informasi, Kabupaten Kediri menyimpan 509 peninggalan cagar budaya berupa struktur, bangunan, hingga situs. Dari aspek kesenian, daerah berjuluk Bumi Panjalu ini juga memiliki 1754 kesenian.
Menurut Bupati yang akrab disapa Mas Dhito, kekayaan budaya tersebut sangat sesuai dengan tagline Kediri saat ini. Ia juga meminta kepada jajarannya untuk menjaga kekayaan budaya yang dimiliki Kediri terus dilestarikan. (pri/bsr1)
*Artikel ini sudah dimodernisasi pada 13 agustus 2023