Foto: Tangkapan layar video saat Gus Yahya cium tangan Kiai Masduki

majalahbuser.com, Di lingkungan kaum santri dan Nahdlatul Ulama (NU) banyak ulama yang khumul (tersembunyi, tak terkenal), yang berperan di balik layar. Tidak banyak dikenal orang dan juga tidak kenal banyak orang tetapi para Kiai Sepuh itu menjadi jimat NU.

Seperti yang sedang viral saat ini, sebuah potongan video berdurasi 38 detik menggambarkan sosok kiai sepuh yang sejak sebelum subuh bisa melewati skrining (screening) Pasukan Pengawas Kepresidenan (Paspamres) di GOR Delta Sidoarjo, lokasi perhelatan seremoni Puncak Peringatan Satu Abad NU itu. Selasa, 7 Februari 2022.

Kiai aneh itu, adalah KH Masduqi Abdurrahman Al hafidz, kiai sepuh Pengasuh Ponpes Roudhotu Tahfidzil Qur’an, Perak, Jombang, Jawa Timur yang keseharian waktunya habis untuk mendaras dan menjaga Al-Qur’an.

Melihat sosok sepuh menggelar serban dan berdzikir di lorong GOR, tiba-tiba Gus Yahya, Ketua Umum PBNU yang penuh gairah mengusung peradaban dunia, sekaligus tuan rumah perhelatan akbar itu datang untuk sungkem ke kiai sepuh itu.

Tapi apa reaksi Kiai Masduqi? Kiai asal Perak Jombang itu malah bertanya: “Sampeyan sinten? (Anda siapa?) Daleme pundi? (Rumahnya mana?), Begitulah tanya Kiai Masuqi dengan polosnya.

Dengan ta’dzim-nya Gus Yahya menjawab: Kula Yahya, Kiai. Saking Rembang. (Saya Yahya, Kiai. Dari Rembang).

Setelah jawaban itu agaknya Kiai Masduqi baru sadar bahwa yang sungkem di depannya adalah tuan rumah acara akbar yang beliau datangi itu. Maka Kiai Masduqi pun tersenyum dan memeluk Gus Yahya.

“Ini juga anak-anak saya,” tutur Gus Yahya, Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh Rembang Jawa Tengah, seraya mengajak sejumlah putranya untuk mencium tangan Kiai Sepuh itu.

Tak lupa Gus Yahya meminta restu kepada Kiai Masduki.”Nyuwun pangestu yai,” kata Gus Yahya, yang tubuhnya juga dielus Kiai Masduqi.

Sejumlah orang yang menyaksikan hal itu tentu terharu. Demikian pula yang menyaksikan video tersebut mengaku terharu.

MasyaAllah… akhlak dan kesederhanaan para Kiai Sepuh NU. Beliau hadir di event Akbar Satu Abad NU duduk di lantai dan jauh dari panggung kehormatan.

BaarakAllah,” demikian respon Moh Taufik Mukti, ustadz yang juga pembawa acara acara Sholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf, dalam rangkaian acara tersebut.

Sosok seperti Kiai Masduqi, adalah di antara sederet kiai sepuh yang khumul, juga sangat diperlukan NU untuk menjadi jimat menuju kedigdayaannya di abad kedua pengabdiannya untuk Islam, umat Islam, bangsa dan negara.  (santri/bsr1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer