Foto: pasangan Mas Dhito-Mbak Dewi saat Debat publik Kedua. Kamis (14/11/2024) malam.

Kediri – majalahbuser.com, Debat Publik Pertama dan Kedua Pilkada 2024 mendapatkan banyak respon dari netizen di media sosial TikTok terkait pernyataan dari dua pasangan calon bupati-wakil bupati, Deny Widyanarko-Mudawamah dan Hanindhito Himawan Pramana-Dewi Mariya Ulfa.

Salah satunya diungkapkan akun @doni.tahu melalui platform media sosial TikTok seusai debat publik pertama pada Kamis (24/11/2024) malam. Dalam unggahannya, dia menyoroti pernyataan Cabup Deny Widyanarko yang menyanggah kebijakan Cabup Hanindhito terkait realisasi Program Strategis Nasional (PSN).

Dalam video itu, Deny terlihat kurang setuju jika Dhito mengklaim PSN sebagai bagian dari program pemerintah daerah, misalnya pembangunan Jembatan Jongbiru dengan sistem sharing dana APBN dan APBD. Membantah hal tersebut, Dhito menyebut jika tanpa komunikasi intens, maka suatu daerah tidak akan mudah mendapatkan jatah proyek tersebut.

Dalam hal ini, @doni.tahu sepakat dengan Dhito. Menurutnya, kepala daerah harus bisa menjalin komunikasi intens dengan pemerintah pusat supaya PSN di Kabupaten Kediri bisa terlaksana dengan cepat.

“Makanya memang penting koordinasi atau komunikasi dengan pemerintah pusat sehingga apa yang menjadi proyek nasional juga bisa dirasakan atau ndang cepet enek nek daerahe adewe (segera cepat di daerah kita),” kata @doni.tahu atau nama pengguna Majelis Ambyar.

Unggahan @doni.tahu pun mendapat komentar dari netizen lainnya. Salah satunya akun TikTok bernama @akas_man. Dia menyebut, sejak tinggal di Kabupaten Kediri, baru di era kepemimpinan Mas Dhito dirinya merasakan perubahan yang lebih baik.

“Saya tinggal di Kediri Kabupaten sejak 2006, saya akui sejak dipimpin Mas Dhito, Kediri lebih baik, baik dalam hal infrastruktur maupun pelayanan publik,” ungkapnya.

Begitu pula dengan akun TikTok bernama @gindha_fx , dia menerangkan perubahan wajah pembangunan di Kabupaten Kediri juga tidak lepas dari adanya kolaborasi antara pemerintah daerah dengan pihak swasta.

“Bener, Bandara Dhoho kalau gak ada kolaborasi dan peran pemerintah daerah setempat yo ra bakal ngadek, josss. Kabeh iku apik gak e wilayah daerah tergantung pemimpin daerah e,” terangnya.

Lebih lanjut, mengacu hasil Debat Publik Kedua Pilkada 2024 melalui unggahan video TikTok @doni.tahu pada Kamis (14/11/2024), menurutnya, perubahan signifikan yang digagas Mas Dhito di periode pertama tidak berjalan mudah.

Pasalnya, kepemimpinan calon bupati petahana itu hanya berjalan selama 3,5 tahun. Pun, 2 tahun di dalamnya terdapat wabah Covid-19 yang melanda, tepatnya pada tahun 2020-2022.

“Banyak orang yang lalai kalau Pak Dhito itu tidak sampai 5 tahun, beliau hanya 3,5 tahun dan di 2 tahun awal karena ada covid,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan, kebijakan pemerintahan Mas Dhito di periode pertama telah berjalan sesuai kebutuhan, terutama dalam memfokuskan dana APBD untuk kebutuhan sektor kesehatan selama kurang lebih 2 tahun.

Hal ini menunjukkan jika kepemimpinan cabup berusia 32 tahun tersebut hanya berjalan efektif 1,5 tahun di periode pertama. Meski begitu, @doni.tahu menilai Mas Dhito telah berhasil memaksimalkannya dengan membangun berbagai infrastruktur seperti Jembatan Ngadi dan Jongbiru, serta Pasar Wates.

“Baru setelah 2022-2023 itu fokus untuk pemulihan dan ternyata berhasil menurutku (apalagi) dalam waktu yang sangat tempo bisa membangun. Memang kalau APBD tidak tercover, intinya relasi atau pengalaman Pak Dhito yang berbicara,” ucapnya melalui akun TikTok. (tj/bsr1).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer