Kediri – Pernikahan yang lazimnya berlangsung gembira dan bahagia tak terjadi terhadap pasangan pengantin dari Desa Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur ini. Pernikahan mereka diliputi kesedihan mendalam.
Pernikahan RDS (17) dengan FF (20) diliputi suasana duka karena satu hari sebelum tanggal pernikahan, ayah RDS meninggal. Ayah RDS berinisial S (51) meninggal karena gantung diri.
Terpaksa pernikahan mereka dimajukan satu hari lebih cepat. Ijab kabul sendiri dilangsungkan di depan jasad sang ayah.
Ayah sang mempelai wanita ditemukan meninggal pada Selasa (11/6/2023) pagi pukul 07.00 WIB. Pria itu tewas dengan leher tergantung dan ditemukan oleh anaknya yang masih berusia 9 tahun, adik RDS.
Keluarga yang tadinya bersuka cita menyambut datangnya hari pernikahan RDS dengan FF mendadak pilu. Ijab kabul yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari, termasuk tenda-tenda yang sudah terpasang dan pesta yang siap diadakan, terpaksa dimajukan.
“Kedua mempelai akhirnya melakukan akad nikah di depan jenazah sang ayah. Prosesi akad nikah juga berlangsung khidmat dengan dihadiri kerabat serta para tetangga dan pelayat,” kata Kapolsek Semen AKP Ni Ketut Suartiningsih, Selasa (11/7/2023).
Ni Ketut menjelaskan bahwa ditemukan bunuh diri dengan kain sarung berwarna hijau. Meski keluarga bergegas menurunkan pria itu dari gantungan tapi yang bersangkutan dinyatakan telah meninggal.
“Kami pastikan yang bersangkutan meninggal murni bunuh diri dengan beberapa tanda umum. Serta tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan,” kata Ni Ketut.
Dia juga memastikan bahwa keluarga menolak jenazah S diautopsi. Mereka telah menerima bahwa kematian S karena bunuh diri. Hingga memutuskan segera menikahkan RDS dan FF di hadapan jenazah sebelum pemakaman dilakukan.
Ada cerita di balik meninggalnya S. S diketahui menanggung banyak utang. Utang itu diduga untuk menggelar pesta pernikahan putrinya.
S sendiri merupakan buruh bangunan di Kalimantan. Baru sebulan lalu dia pulang ke Kediri menjelang pernikahan putrinya.
“Korban ini diketahui punya utang banyak untuk biaya pernikahan anaknya. Sang istri meminta agar pesta hajatan dimeriahkan,” lanjut Ni Ketut.
Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
(abq/iwd/detik)