Foto: Panen Padi Nusantara 1 Juta Hektar di Kabupaten Kediri

Kediri – majalahbuser.com, Kabupaten Kediri merupakan salah satu wilayah penghasil beras di Jawa Timur. Bagaimana tidak, untuk bulan Maret 2023 luas tanaman padi yang siap panen mencapai 14.781 hektar. Panen selanjutnya pada bulan April seluas 5.000 hektar dan puncaknya pada bulan Mei sejumlah 18.000 hektar.

Dari luasan tanah yang akan dipanen tersebut akan menghasilkan gabah untuk bulan maret ini mencapai 9.124 ton dan ditambah pada masa panen selanjutnya yaitu April, Mei, Juni jumlah total mencapai 155.000 ton.

Dijelaskan oleh Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Anang Widodo, bahwa untuk kecukupan dan kebutuhan pangan di Kabupaten Kediri kita bisa swasembada dan pada setiap tahunnya surplus mencapai 45.000-50.000 ton beras.

“Karena luas tanam dan luas panen kita setiap tahun untuk wilayah Kabupaten Kediri kisaran 49.000-51.000 hektar,” terang Anang Widodo.

Kemudian sambung Anang, untuk harga gabah saat ini cukup bagus untuk petani 5.500/kg. Harapannya sampai bulan Mei mendatang harga gabah tetap stabil walaupun panen raya.

“Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa efisiensi produksi terkait dengan penggunaan pupuk. Ada keseimbangan dari biaya produksi dengan yang dihasilkan oleh petani, ” jelasnya.

Pada kegiatan hari ini, panen padi nusantara 1 juta hektar difokuskan pada wilayah Kecamatan Purwoasri dengan luasan lahan siap panen kurang lebih mencapai 1.821 hektar. (10/3/2023).

Sebagai sentra pangan di Kabupaten Kediri, para petani di Kecamatan Purwoasri telah menerapkan program Desa Inovasi Tani Organik (DITO) dan sudah berkembang pesat.

“Walaupun belum sepenuhnya memakai bahan organik, tetapi mulai bisa menemukan keseimbangan. Dalam penggunaan bahan kimia sudah berkurang dan petani sudah mulai mandiri, ” tambah Anang.

Program DITO bukan sekadar penerapan pertanian organik murni. Melainkan muaranya pada kemandirian petani.

“Bagaimana petani bisa membuat pupuk sendiri, membuat pestisida sendiri, hingga diajari membuat benih sendiri. Semuanya agar petani semakin berdaya,”  pungkas Anang. (kominfo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer