Lombok Tengah – Polda NTB memeriksa pemeran konten yang mengemis online lewat adegan mandi lumpur saat live TikTok. Pemeriksaan melibatkan tiga orang, yakni dua perempuan paruh baya dan seorang pemilik akun.
Dari pemeriksaan sementara dan klarifikasi, pemeran konten mandi lumpur berasal dari Desa Setanggor, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah.
Kabidhumas Polda NTB Kombes Artanto mengatakan berdasarkan hasil penelusuran tim Subdit IV Ditreskrimum tim Subdit V Ditreskrimsus Polda NTB menemukan bahwa pemilik akun konten live TikTok berinisial IK dan SAH.
“Berdasarkan profiling. Kami temukan pemilik akun tiktok @intan_komalasari92 tersebut memang warga Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat,” kata Artanto via WhatsApp, Rabu (18/1/2023) malam.
Menurut Artanto, pemilik akun tersebut merupakan pasangan suami istri (Pasutri) inisial SAH dan IK. Keduanya sengaja meminta keluarganya atau orang tuanya live mandi lumpur di TikTok demi mendapatkan gift dari penonton.
“Jadi, ada tiga orang yang pernah live inisial LS perempuan (49), IR perempuan (54) dan HRT Perempuan (43),” tambah Artanto.
Dari tiga orang yang pernah tampil dalam live akun TikTok @intan_komalasari92 tersebut diketahui memiliki hubungan keluarga secara langsung dengan pemilik akun IK dan SAH. “Ada juga tetangga rumah dari pemilik akun,” katanya.
Ketiga orang yang sudah tampil live di TikTok tersebut mengaku tidak ada paksaan oleh IK dan SAH.
“Jadi, tujuannya untuk mendapatkan keuntungan dari gift yang diberikan oleh penonton dengan kesepakatan bagi hasil dengan pengelola akun TikTok,” tuturnya.
Saat ini, Polda NTB akan melakukan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut. Pasalnya, konten milik IK dan SAH di TikTok menimbulkan kegaduhan dan salah persepsi dari warganet.
“Intinya beberapa wanita paruh baya dan pemilik akun yang live itu akan dilakukan pemeriksaan di Polres Lombok Tengah untuk lebih terang,” pungkasnya.
Dinilai Ciderai Nilai Kemanusiaan
Fenomena ngemis online sambil mandi lumpur di aplikasi TikTok mencuat ke publik dan mendapat respons tajam. Ngemis online sambil mandi lumpur ini dinilai menjatuhkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Meskipun pelaku ngemis online ini tidak mempersoalkan tindakannya, tapi sebetulnya ini kan bentuk degradasi nilai-nilai kemanusiaan. Menurunkan harkat dan martabat manusia,” kata sosiolog Universitas Udayana Wahyu Budi Nugroho kepada wartawan, Minggu (15/1/2023).
Menurut Wahyu, seakan-akan konten yang dibuat pengemis online dapat diukur dan mendapatkan keuntungan finansial. Sementara di sisi lain, ada nilai kemanusiaan yang menurut Wahyu juga menurun. (detik)