MAJALAHBUSER.com – Hebohnya kabar tersiar terkait ajaran, faham dan praktek yang diduga sesat di lingkungan Ponpes Al-Zaytun Indramayu Jawa Barat, langsung mendapat penanganan khusus Majelis Ulama Indonesia (MUI).
MUI Pusat membentuk Tim Investigasi untuk menggali, mengkaji dan meneliti data dan fakta di lapangan. Hal itu dikatakan Ketua MUI Bidang Pengkajian dan Penelitian, Prof Utang Ranuwijaya.
Ia menyebutkan, MUI sudah membentuk tim investigasi yang terdiri atas pengurus pusat, provinsi, sampai kabupaten untuk bisa mengunjungi Pondok Pesantren Al Zaytun.
“Sekarang tim sedang bekerja, mempersiapkan untuk mulai turun ke lapangan ke Al-Zaytun langsung, sudah dibentuk sub-sub timnya, yang ke lapangan itu ada 9 orang yang nanti langsung menuju ke sasaran ke Al-Zaytun,” kata Prof Utang dilansir viva.co.id
Prof Utang menjelaskan, tim tersebut terdiri atas berbagai komisi di MUI. Mulai dari Komisi Fatwa MUI, Komisi Infokom MUI, lembaga dakwah khusus MUI, dan Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman MUI. Kemudian, ada pula tim MUI dari Jawa Barat serta MUI dari Kabupaten Indramayu.
Meski begitu, Utang tidak membocorkan secara detail kapan kunjungan itu dilaksanakan. Ia hanya meminta masyarakat untuk menyerahkan dan memercayakan hal itu kepada tim yang dibentuk.
“Itu tim ya, saya tidak bisa terlalu masuk ke tugas-tugas dan rencana-rencana tim yang akan bekerja. Kita jamin semua kegiatan mereka berjalan dengan baik dan menjadi rencana strategi mereka dalam melakukan tugas tim untuk mengkaji dan meneliti di lapangan, termasuk informasi yang mereka perlu gali dari lapangan dan dari banyak pihak tentunya,” ujarnya.
Dia menegaskan bahwa tim tersebut akan secepatnya melakukan kunjungan ke Ponpes Al-Zaytun Indramayu. Karena target perampungan dari hasil investigasi yang diberikan oleh Ketua MUI harus rampung dalam waktu selama tiga bulan.
“Secepatnya mereka akan turun, karena memang pimpinan menargetkan, 1-2 bulan sampai paling lambat 3 bulan harus sudah selesai, rampung pembahasan penelitian termasuk turun ke lapangan langsung. Jadi, sesuai dengan SOP yang diberlakukan di MUI terkait dengan aliran-aliran keagamaan yang sedang ditangani diteliti dilakukan pengkajian,” pungkasnya.
Profil Ponpes Al Zaytun Indramayu
Nama Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu belakangan ini ramai diperbincangkan publik dengan berbagai kabar kontroversinya. Terbaru, ponpes Al Zaytun disebut-subut memperbolehkan santrinya berzina karena dosanya bisa ditebus dengan uang. Hal itu disampaikan oleh Ken Setiawan sekaku mantan tokoh Negara Islam Indonesia (NII).
Namun dibalik kontroversi yang beredar, banyak yang penasaran dengan seluk beluk ponpes tersebut. Berikut profil Ponpes Al Zaytun Indramayu.
Ponpes Al Zaytun terletak di Desa Mekarjaya Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat. Ponpes yang dipimpin oleh Prof Dr. DR (HC) Abdussalam Rasyidi Panji Gumilang MP ini dirikan pada 13 Agustus 1996 yang merupakan usaha dari Yayasan Pesantren Indonesia (YPI). Saat itu, Ponpes AL Zaytun di bangun di lahan yang luasnya sekitar 1200 hektar.
Ponpes AL Zaytun diresmikan oleh presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie pada 27 Agustus 1999. Pembelajaran di Ponpes Al Zaytun ini dimulai pada 1 Juli 1999 lalu.
Ponpes Al Zaytun sempat disebut-sebut menjadi pondok pesantren terbesar se Asia Tenggara. Hal itu ungkapkan oleh media Washington Time pada tahun 2005 silam yang mengatakan bahwa Al Zaytun merupakan Pesantren Terbesar se Asia Tenggara.
Bangunan Ponpes Al Zaytun di bangun dengan model modern dan berkonsep asrama yang terintegrasi. Selain itu, Ponpes ini memiliki lahan persawahan dan hutan sendiri.
Ponpes ini memiliki paling monumental, yakni Masjid Rahmatan Lil Alamin. Masjid yang bangun di atas tanah seluas kurang lebih 3.000 m dengan kontruksi megah hingga memiliki 6 lantai.
Bangunan masjid tersebut sebagian dinding dan lantainya di balut dengan batu granit dan marmer. Tak hanya itu, terdapat juga basement Masjid yang digunakan untuk menyimpan puluhan ribu kubik kayu.
Kemudian, sistem pendidikan yang diterapkan di Pondok Pesantren Al Zaytun adalah sistem terpadu. Dimana, sistem ini mengajarkan para santrinya untuk berpikir global dan menggunakan kombinasi dari berbagai pembelajaran kereligiusan, science technology, agriculture, sports, arts, culture and information technology siswa yang utuh.
Ponpes Al Zaytun memiliki visi/misi menciptakan para santri untuk memiliki aqidah sebagai dasar kehidupan untuk menjalankan kehidupan di dunia agar dapat berpegang dengan agama. (viva)