
Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui, situasi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Hal ini tecermin dari kondisi pasar keuangan yang fluktuatif di mana pasar saham terkoreksi dan mata uang melemah.
“Tentu dunia sedang tidak baik-baik saja,” ujarnya dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Indonesia pun turut terdampak gejolak ekonomi global. Airlangga bilang, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka merah pada perdagangan hari ini dan nilai tukar rupiah melemah.
IHSG anjlok 9,19 persen ke level 5.912,06 pada pembukaan perdagangan hari ini, sedangkan rupiah melemah 36 poin atau 0,22 persen ke level Rp 16.858 per dollar AS saat pembukaan perdagangan.
Meski begitu, Airlangga menyebutkan, kondisi fundamental ekonomi Indonesia tetap terjaga, sebab IHSG sudah mulai naik lagi dan pelemahan kurs rupiah terhadap dollar AS masih relatif terjaga dibandingkan negara lainnya.
“Indikator pasar keuangan masih berfluktuasi, IHSG masih negatif, tadi pagi negatif, namun sudah berada pada tren positif, sudah naik,” kata dia.
“Nilai tukar rupiah juga relatif terjaga, walaupun ada pelemahan, tetapi kalau dibandingkan negara lain seperti Jepang yang pelemahannya itu sampai 50 persen, demikian pula beberapa negara lain,” lanjut Airlangga.
Begitu pula dengan imbal hasil atau yield treasury surat utang RI serta cadangan devisa RI yang diklaim relatif tetap terjaga.
Airlangga mengatakan, kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif impor resiprokal kepada banyak negara, termasuk Indonesia, menjadi penyebab ekonomi global bergejolak.
Peluang resesi pun meningkat karena kebijakan tarif impor AS tersebut. Namun, dia meyakini bahwa peluang Indonesia mengalami resesi masih relatif rendah.
“Akibat kebijakan tersebut probability risk resesi juga meningkat, namun Indonesia masih relatif rendah, di 5 persen,” ucap Airlangga. (kompas).