Jakarta – Komisi VIII DPR meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk membuat semacam rekayasa kedaruratan pada puncak haji di Armuzna (Arafah-Muzdalifah-Mina). Selain itu, Komisi VIII DPR juga berharap Kementerian Agama memfasilitasi para jemaah lansia.
“Kalau tenda kita di Armuzna masih mengandalkan tenda yang lalu, saya yakin masih akan overload. Harus ada rekayasa kedaruratan, tadi saya belum mendengar dari pemaparan pak menteri,” ujar Wakil Ketua Komisi VIII DPR Marwan Dasopang saat mengikuti Rapat Kerja antara Timwas Haji DPR dengan Kementerian Agama di Mekkah, Arab Saudi, Minggu (25/6).
“Saya minta harus dirapatkan segera dan dibuatkan skenario kedaruratan, karena jemaah kita itu banyak yang lansia dan banyak yang butuh perhatian khusus. Saya yakin juga tenda-tenda kesehatan di Arafah tidak bisa memenuhi,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Politisi F-PKB ini juga menyoroti rekayasa kedaruratan perjalanan dari Mina menuju Jamarat. Dia menyebut meski pihak Kemenag telah menyediakan 40 mobil golf, tapi jika sopirnya orang Arab, pasti akan crowded.
“Oleh karena itu, kita berharap Gusmen kembali menunjukkan kemampuannya dan kehebatannya. Adakan tenaga khusus dari kita yang memegang kendali supirnya, kalau tidak, besok tidak ada ada gunanya. Itu saya kira catatan yang kita harus buatkan, demi untuk keselamatan Jemaah. Karena kali ini luar biasa besarnya jumlah Jemaah dari berbagai penjuru dunia. Selama ini hanya 5 jutaan orang, tapi kali ini mungkin bisa 6 jutaan sampai 7 jutaan,” terang Legislator Dapil Sumut II ini.
Fasilitasi Jemaah Haji Lansia
Tak hanya itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily juga mendesak Kementerian Agama dan jajarannya selaku penyelenggara ibadah haji juga memperhatikan fasilitas lansia. Pria yang akrab disapa Kang Ace ini meminta pemerintah menyiapkan mobil golf (Golf Car) dan kursi roda yang memadai untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji lansia yang jumlahnya mencapai 30 persen dari total kuota keseluruhan jamaah haji.
“Nah yang menjadi concern kami adalah, ya karena tempatnya masih cukup jauh dari Mina ke Jamarat karena itu kami tentu mendesak kepada Kementerian Agama untuk menyediakan semacam golf car, bukan golkar, golfcar. Pak Nur Arifin yang bilang ke saya, golf car ada 20 alhamdulillah. Tapi saya tidak tahu apakah sekarang 40 alhamdulillah kalau memang sudah ditambahkan 40. Ya, makanya lebih banyak lebih bagus. Karena itu sangat membantu,” tandas Kang Ace.
Politisi Partai Golkar ini juga menyinggung masalah ketersediaan kursi roda. Menurutnya kursi roda harus di-standby-kan sebanyak-banyaknya di sana untuk mengantisipasi jumlah jemaah Lansia yang membutuhkan. Soal pengalaman bagaimana mengatur tentang aliran pergerakan orang, kata dia, itu sesuatu yang sudah biasa dilakukan.
“Cuma yang kami ingin pastikan juga adalah soal minimal setiap 1 km ada semacam posko-posko untuk menunjukan arah Jamarat agar para jamaah tidak tersesat. Karena bagi kami saja yang beberapa kali dari Al Muashir ke Jamarat kadang-kadang suka tersesat. Dan karena itu saya kira harus dipastikan, termasuk disediakan di setiap posko-posko tersebut adalah air minum bagi para jamaah,” tukas politisi kelahiran Pandeglang ini.
Selain itu, yang paling utama, menurut Kang Ace, yakni Tarwiyah. Jika ada jemaah yang besok sudah mulai bergerak, harus tetap difasilitasi dalam konteks memberikan pelayanan.
“Tetapi kalau ada yang mau melakukan Tarwiyah, saya kira penting sekali untuk diberikan fasilitas terutama di Arafahnya. Ini supaya tidak menimbulkan ada hal-hal, karena tadi laporan dari Gus Menteri, saya tadinya mengira 133 yang meninggal, tapi sekarang sudah 144, artinya bahwa grafiknya biasanya akan lebih naik pada saat Armuzna,” pungkas Legislator Dapil Jawa Barat II. (tor/maa/detik)