Kediri – majalahbuser.com, Pasca kebakaran yang terjadi di Pasar Gringging, Kecamatan Grogol pada Selasa (30/5) dini hari, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mendatangi lokasi untuk mengetahui secara langsung dampak kebakaran.
Garis polisi masih terpasang di depan bangunan kios-kios yang hangus terbakar. Dilokasi, bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu pun bertemu dengan para pemilik kios.
Terdapat tiga kios yang terdampak kebakaran pada dini hari itu. Atas kejadian itu, trauma masih dirasakan pedagang, karena seluruh barang dagangannya ikut hangus dilalap api.
Hal itu nampak dari cerita Ita, salah satu pedagang pakaian yang kiosnya ikut terdampak kebakaran. Didampingi suaminya, pedagang itu meneteskan air mata meratapi musibah yang dialami.
“Saya mulai dari jualan keliling dulu (baru kemudian tempati kios pasar), terus kalau seperti ini rasanya jadi bagaimana begitu pak,” keluh Ita, dihadapan Mas Dhito, Rabu (31/5).
“Tiyang alit ngeten niki sinten malih tho sing disambati (orang kecil seperti ini kemana lagi mengadu),” tambahnya.
Setelah melihat langsung kondisi di lokasi, Mas Dhito menuturkan, dugaan sementara kebakaran disebabkan karena konsleting listrik dari kabel-kabel yang terpasang di bangunan kios.
Pun begitu, sembari menunggu hasil dari INAFIS (Indonesia Automatic Fingerprint System) terkait penyebab pasti kebakaran, pihaknya meminta pedagang yang terdampak kebakaran diberikan pendampingan psikologis.
“Trauma itu sepertinya sangat mendalam bagi pedagang pasar,” tuturnya.
Setelah para pedagang yang kios dan dagangannya terdampak kebakaran mendapatkan pendampingan psikologis, Mas Dhito menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan bantuan modal usaha.
“Begitu INAFIS selesai kita akan lakukan perbaikan bangunan, untuk bantuan (modal) nanti kita akan lihat dulu kerugiannya berapa,” terangnya.
Tak kalah penting dari musibah yang terjadi, ke depan Mas Dhito bakal memonitor kemungkinan adanya toko ritel yang akan masuk disekitar pasar. Pihaknya menegaskan, tidak akan mengizinkan toko ritel buka dekat dengan pasar tradisional.
“Tapi karena perizinan usaha itu melalui OSS (online single submission) mungkin kita atur secara jaraknya, supaya tidak ada toko ritel atau toko konveksi yang buka berdekatan dengan pasar,” tandasnya. (adv)