
Jakarta – Tim investigasi TNI Angkatan Darat (AD) terus mendalami insiden ledakan amunisi di wilayah Garut, Jawa Barat.
Hingga saat ini, sebanyak 46 saksi telah dimintai keterangan, terdiri dari 21 warga sipil dan 25 personel TNI.
“Berkaitan dengan tim investigasi, saat ini masih bekerja di lapangan, dan kami sampaikan bahwa tim investigasi sudah meminta keterangan beberapa saksi, dari masyarakat ada 21 orang, dan dari unsur TNI ada 25 orang,” kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana dalam keterangannya, Rabu (14/5/2025) malam.
Ia menjelaskan, saat ini tim masih mencocokkan keterangan para saksi dengan fakta-fakta di lapangan, termasuk menganalisis sejumlah barang bukti yang telah dikumpulkan.
“Dan juga ada beberapa unsur yang perlu diuji, sehingga itu memerlukan waktu,” tambahnya.
Terkait para korban dari warga sipil, Wahyu memastikan seluruhnya telah berhasil diidentifikasi.
Proses penyerahan jenazah kepada keluarga juga telah dilakukan oleh Danrem 062/Tarumanagara dalam dua tahap.
“Kemarin pukul 16.00 WIB, lima korban diserahkan kepada keluarga. Kemudian pukul 19.00 WIB (hari ini), empat korban lainnya diserahkan, dan proses pemakaman selesai pada pukul 20.00 WIB,” jelasnya.
Sebagai bentuk penghormatan, jajaran Kodam III/Siliwangi bersama Korem 062/Tarumanagara, Kodim 0611/Garut, dan masyarakat sekitar mulai menggelar doa bersama sejak Senin malam dan akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
TNI AD, lanjut Wahyu, juga telah menyerahkan tali asih kepada keluarga korban, serta membuka kesempatan bagi putra-putri korban yang berminat untuk bergabung dengan TNI.
“Nanti jajaran Kodim 0611 Garut akan memberikan pendampingan, pembimbingan sehingga prosesnya dapat berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Untuk korban dari unsur TNI, Wahyu menegaskan seluruh hak prajurit akan diberikan kepada keluarga.
Saat ini, Pusat Peralatan TNI AD selaku induk satuan para almarhum sedang menyelesaikan proses administrasi.
Terakhir, Wahyu meminta semua pihak untuk memberi waktu kepada tim investigasi agar dapat bekerja secara maksimal.
“Kami memohon doa dan juga memohon pengertian kepada semua pihak untuk memberikan kesempatan kepada tim investigasi yang sedang bekerja di lapangan, sehingga nanti pada saatnya dapat kami sampaikan kepada semua pihak berkaitan dengan hasil pelaksanaan tugas tim investigasi di lapangan,” pungkas dia.
Diberitakan sebelumnya, ledakan dahsyat terjadi di kawasan Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin pagi.
Peristiwa tersebut terjadi saat TNI melaksanakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa.
Peristiwa memilukan ini menewaskan 13 orang, terdiri dari empat prajurit TNI dan sembilan warga sipil. (kompas)