Malang – Kisah haru dialami Hernik Martika S, warga Bumiayu, Jalan Bayam Dalam, Kedungkandang, Kota Malang. Wanita 54 tahun itu akhirnya kembali bertemu dengan ibunya, Suminah (81 tahun) setelah 37 tahun meninggalkan rumah tanpa kabar.
Ibu dan anak ini dipertemukan untuk pertama kalinya sejak 37 tahun berpisah, di Mapolresta Malang Kota, Rabu, 15 Maret 2023. Tangis pun pecah saat keduanya bertemu. Bahkan, Suminah sempat pingsan saat bertemu buah hatinya itu.
Hernik ditemukan di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) sekitar dua pekan lalu dengan kondisi memprihatinkan. Dia ditemukan di Taman Kota Soe. Setelah itu, dia dibawa ke komunitas etnis Jawa yang berada di Kabupaten Timor Tengah Selatan oleh polisi.
“Kita menemukan adanya pengaduan bahwa ini ada orang Jawa yang terlantar, selama ini hidup di pinggir jalan dan dekat toko-toko tidurnya. Setelah itu kami pulihkan keadaan beliau yang dulunya masih tidak maksimal seperti tidak pada umumnya. Kemudian kami mendapat identitas sebenarnya,” kata Bhabinkamtibmas Polres Timur Tengah Selatan, Aipda Catur Indra Iriawan.
Aipda Catur Indra Iriawan ikut mengantarkan Hernik ke Mapolresta Malang Kota. Kisahnya, saat menemukan Hernik dia langsung menghubungi Mapolresta Malang Kota yang kemudian bekerjasama dengan Komunitas Anak Bangsa untuk menelusuri keluarga Hernik yang ada di Malang.
“Lalu saya menghubungi Bhabinkamtibmas setempat (di Kota Malang) yaitu bapak Heri dan bapak Awang. Setelah itu berkomunikasi lagi, bekerjasama dengan Komunitas Anak Bangsa yang ada di Malang, lalu menemukan keluarganya yang selama ini sudah 37 tahun meninggalkan, tidak pernah berada di Kota Malang,” ujar Catur.
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto mengungkapkan, Hernik meninggalkan rumah saat usianya masih 17 tahun. Saat itu informasinya dia sedang bekerja di luar negeri. Setelah itu selama 37 tahun Hernik menghilang dan tidak kembali ke keluarganya. Setelah itu keluarga sempat tidak percaya bahwa Hernik masih hidup.
“Setelah itu tidak kembali ke rumah, tetapi ke provinsi lain di daerah NTT, 37 tahun tidak ada komunikasi sama sekali, lost contact dengan pihak adik-adiknya dan ibu. Karena sudah dianggap hilang selama 37 tahun, respons ibu sampai haru sedih, ini sebagai sinergitas antara komunitas dengan kepolisian, ini tugas kemanusiaan yang memang harus kita lakukan,” tutur perwira yang akrab disapa Buher ini.
Sementara itu, Ketua Komunitas Anak Bangsa, Yuyun Kartikasari mengatakan, hasil komunikasi dengan keluarga yang ada di Malang ternyata Hernik selama 22 tahun kerja sebagai Tenaga Kerja Wanita di Malaysia. Di sana dia berkeluarga dengan seorang lelaki yang kemudian membawanya ke NTT. Tetapi dia berpisah setibanya di NTT.
“Kemudian Bu Hernik mencari penghasilan sendiri menjadi buruh cuci baju, pembantu rumah tangga. Namun nasibnya, akhirnya ekonomi jatuh, terus tidur di pinggir jalan setiap hari, tidak memiliki tempat tinggal, sampai ditemukan ini,” kata Yuyun.
Yuyun mengatakan, pihak keluarga mempercayai Hernik karena sesuai dengan tanda lahir yang ada di matanya. Ciri-ciri inilah yang membuat keluarga yakin bahwa wanita ini adalah Hernik.
“Identitas diketahui karena keluarga yang mencari mengatakan ada ciri-ciri di mata sebelah kiri ada titik putih, akhirnya keluarga percaya,” ujar Hernik. (viva)