Kediri – majalahbuser.com, Apakah kalian mengenal kesenian kentrung? Kentrung adalah kesenian asli Indonesia yang berasal dari Pulau Jawa dan tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Kesenian kentrung merupakan sastra tutur yang di dalamnya menggunakan cerita rakyat, pantun, dan instrumen rebana.
Aspek musikalnya dapat dilihat dari penyajian cerita dan pantun yang dinyanyikan, serta dari permainan instrumen rebana yang berfungsi sebagai visualisasi cerita dan membentuk pola irama.
Di Kabupaten Kediri Kesenian tradisional Kentrung ini masih terjaga dan lesatri.
Pada momentum peringatan Hari Hari Guru Nasional (HGN) ke-78, Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri menginisiasi pertunjukan Kentrung di Taman Totok Kerot, Rabu, 29/11.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri, Mukhamat Muhsin kepada majalahbuser.com mengatakan, pemain Kentrung yang pentas perdana di Taman Totok Kerot ini adalah para guru seni budaya yang beberapa waktu lalu magang di Bali.
Menurutnya, acara ini nantinya akan dilaksanakan secara berkelanjutan dengan tema menyesuaikan kondisi.
“Jika dilaksanakan sore temanya Kala senja di Bumi Panjalu, kalau pelaksanaannya pagi temanya Kala Fajar di Bumi Panjalu,” jelas Muhsin.
Muhsin berharap, tampilnya Kentrung yang sudah dimodifikasi menjadi kentrung kreasi modern di Taman Totok Kerot ini bisa menambah daya tarik tempat-tempat wisata di Kabupaten Kediri khususnya wisata religi, sehingga bisa meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Kediri.
“Seperti di Bali, nanti wisatawan tidak hanya menikmati indahnya obyek wisata, tetapi sekaligus juga akan dimanjakan oleh seni daerah seperti Kentrung,” paparnya.
Muhsin melanjutkan, pentas kesenian Kentrung ini rencananya akan digelar setiap bulan dengan lakon/cerita berbeda tiap pentasnya.
“Misalnya, hari ini ambil lakon Nyi Girah, bulan depan Panji Laras, berikutnya Lembu Sura dan seterusnya,” kata Muhsin.
Muhsin berharap, selain meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, hadirnya Kesenian Kentrung di tempat wisata diharapkan juga mampu menggairahkan ekonomi lokal yang ada di desa-desa khususnya UMKM.
Acara yang dihadiri Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana ini juga memamerkan beberapa produk dari ‘UMKM Tirta Kamandanu’ kecamatan Pagu dan ‘UMKM Kelud’ dari kecamatan Ngasem.
Pada sambutannya, Muhsin juga melaporkan kepada Bupati Kediri, bahwa para guru juga ingin meningkatkan Pendapatan asli daerah (PAD), salah satunya melalui kegiatan ini.
Pada kesempatan itu, Bupati Kediri yang akrap disapa Mas Dhito itu tidak banyak menyampaikan kata sambutan, tetapi justru mengajak dialog kepada ratusan guru TAPOS, PAUD, SD dan SMP yang memadati area taman Totok Kerot untuk menyampaikan usulan maupun kritik.
Dari sejumlah usulan, umumnya adalah permintaan kenaikkan honor atau insentif yang mereka rasakan masih kurang.
Menanggapi hal tersebut Mas Dhito mengeluarkan ponsel dari sakunya dan membuka sebuah file tentang kenaikan insentif guru yang akan segera diberlakukan, kemudian meminta kepada si penanya yang kemudian diketahui bernama Umi seorang guru dari Grogol untuk membacanya.
“Alhamdulillah,” kata Umi setelah membaca langsung file di HP Mas Dhito.
Indahnya dialog, para guru yang menyampaikan pendapat atau usulan pada kesempatan itu mendapat hadiah ponsel atau laptop.
“Ibu pilih hadiah HP atau laptop,” Tanya Mas Dhito kepada seorang guru setelah menyampaikan usulannya.
Terkait dengan kesejahteraan Guru, Mas Dhito menandaskan, berapapun tambahan insentif dan honor kiranya tak akan cukup. Karenanya Mas Dhito menyarankan agar para Guru mempunyai usaha lain sebagai nilai tambah penghasilan.
“Kok tidak ada yang minta pelatihan pembuatan kue agar mendapatkan tambahan penghasilan,” kata Mas Dhito.
Kemudian Bupati muda yang akrap dengan rakyat itu meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan untuk mencatat para guru yang ingin memiliki usaha untuk diberikan pelatihan sesuai dengan usahanya, agar nantinya mendapatkan tambahan penghasilan.
Hal unik terjadi diujung dialog, ketika Mas Dhito minta dikritik.
“Saya tidak alergi dengan kritik, dalam membangun Kabupaten Kediri saya tetap perlu dikritik, ayo siapa yang berani mengritik saya,” Tanya mas Mas Dhito.
Atas tantangan itu seorang guru mengacungkan tangan dan maju ke depan angkat microfon.
“Mas Dhito sudah bagus, Mas Dhito sudah bagus, (diulang 2X) Cuma kurang diet,” kritiknya.
Tak pelak kritik tersebut mengundang tawa tak terkecuali Mas Dhito.
“Baru dua orang yang berani mengritik seperti itu, yang pertama ketua partai saya, istri saya saja tak berani berkata begitu,” sambut Mas Dhito sambil memberikan hadiah kepada yang mengritiknya diiringi tawa.
Tepat pukul 16.30 Wib. Kentrung Kreasi Modern dimulai dengan lakon “Jimat Lontar Nyi Girah”. (pri/adv)