Foto: peringatan 9 tahun UU Desa di GBK Senayan, Jakarta, Minggu (19/3/2023)

Jakarta – Ribuan Kepala Desa, perangkat desa, dan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) hadir dalam Peringatan 9 Tahun Undang-Undang Desa, di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/3).

Pada kesempatan itu, Kepala desa meminta pemerintah mengalokasikan 10% dana APBN untuk dana desa (DD). Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan merespons hal tersebut.

“Mengenai UU Desa dan seterusnya, saya kira tadi sudah dijelaskan. Biarlah nanti diproses dengan baik dan dilakukan dengan tenang. Jangan kita menimbulkan pertikaian di antara kita,” kata Luhut dalam acara Desa Bersatu di GBK, Minggu (19/3/2023).

Luhut mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus berupaya agar penyaluran dana desa semakin bermanfaat untuk pembangunan desa. Selain itu, regulasi yang dibuat pun nantinya diharapkan lebih mudah.

“Presiden juga minta kami semua para pembantunya untuk senantiasa berupaya agar UU Desa beserta dana desa yang ada di dalamnya bisa semakin berpihak pada masyarakat pedesaan,” ujarnya.

“Selain itu regulasi yang disusun pun diminta menjadi lebih mudah. Sehingga menghasilkan sistem pengelolaan dana desa yang efektif dan efisien dan akuntabel,” imbuhnya.

Kades Minta 10% APBN untuk Dana Desa

Ketua Apdesi Surta Wijaya meminta pemerintah memperhatikan desa melalui pemerataan pembangunan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan mengalokasikan 10% dana APBN untuk dana desa.

“Tetapi jangan selalu desa dimarjinalkan. Bukan perkotaan saja yang harus dibangun. Tetapi di desa harus jadi garda terdepan sekarang. Tidak lagi orang berpikir, mari kita ke kota. Tidak lagi orang mengais ke kota, tetapi harus turun dan lari ke desa,” ujar Surta di GBK, Minggu (19/3/2023).

“Semua itu jawabannya adalah dana desa, sepakat? Jadi 10% ke depan harga mati dana desa dari APBN, setuju?” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Surta meminta pemerintah mengesahkan Hari Desa pada 15 Januari sebagai Hari Desa Nasional. Mereka juga meminta agar Pilkades 2023 tetap digelar.

“Bagaimana pun perjalanan panjang kades harapan saya, bahwa 7.000 kades yang masa jabatannya habis, tetap harus pilkades dilaksanakan,” jelasnya.

Megawati Ungkit Mau Jadi Kades Kumpulkan Banyak Uang, Wanti-wanti soal KPK

Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri berbicara dewasa kini masyarakat yang mau maju menjadi kepala desa berlomba-lomba untuk mengumpulkan uang dengan jalan mana pun. Megawati mewanti-wanti ada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengawasi.

Hal itu disampaikan Megawati dalam acara peringatan 9 Tahun UU Desa di GBK Senayan, Jakarta, Minggu (19/3/2023). Hadir dalam acara itu Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Mendagri Tito Karnavian dan tiga organisasi desa, yaitu Apdesi, Abpednas, BPD Desa, dan DPN PPDI.

Megawati mulanya menerangkan, kepala desa harus guyub di desa masing-masing. Megawati lalu berbicara masyarakat yang mau maju pemilihan desa berlomba-lomba mengumpulkan uang sebanyak mungkin dengan jalan apa pun.

“Jadi guyub di desa masing-masing, kepalanya itu juga, kamu juga yang jadi rakyat euh cape deh bener, kenapa? Oh sekarang orang yang mau jadi itu banyak ngumpulin uang, waduh dengan jalan segala macem,” kata Megawati.

Ketua Umum PDIP itu mengaku sudah tahu mengenai hal itu. Megawati pun mewanti-wanti ada lembaga antirasuah yang akan mengawasi itu.

“‘Ibu tahu nggak?’ ‘Tahu’ ‘Kenapa kok ibu diam?’ ‘Saya pengin lihat akhiran orang ini apa’, nanti paling tidak, bisa kena tiga huruf, tahu nggak?” kata Megawati.

“Tahu,” jawab hadirin yang hadir.

Megawati kemudian menanyakan apa ‘tiga huruf’ yang dimaksudnya. Massa menjawab tiga huruf itu ialah KPK.

“Apa itu?” tanya Megawati.

“KPK,” jawab hadirin.

Megawati kemudian menanyakan apa kepanjangan dari KPK. Massa menjawab KPK adalah Komisi Pemberantasan Korupsi.

“Ya iya KPK, apa itu panjangnya? Ayo,” tanya Megawati.

“Komisi Pemberantasan Korupsi,” jawab hadirin.

Megawati mengatakan dia sudah mengingatkan tentang ini. Megawati pun meminta masyarakat berhati-hati.

“Nah iya, hati-hati, lo. Saya sudah ngomong, lo, terbuka, lo, banyak orang nggak berani ngomong kayak saya gini, lo, karena saya tahu apa yang akan diperbuat, karena diam-diam saya banyak yang nyayangin saya, lo,” ujar Megawati.

“Jadi mereka mau, lo, jadi mata saya, telinga saya, kalau liatin orang itu, itu kayaknya nggak bener, diem aja ya, nah, ‘Tapi ibu pikiran Ibu benar, lo’ waduh By katanya, iya toh ‘Iya Bu’ ‘Yo wes diem’,” kata Megawati. (detik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer