Kediri – majalahbuser.com, SMA Dharma Wanita 1 Pare Boarding School mengadakan acara Student Inauguration angkatan ke-2, Sabtu (20/07/2024). Student Inauguration adalah sebuah tradisi penerimaan peserta didik baru yang siap memulai kegiatan belajar mengajar.
Hadir pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Kediri Dewi Mariya Ulfa. Wabup yang akrab dipanggil Mbak Dewi itu menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang turut berkontribusi dalam terwujudnya sekolah gratis SMA Dharma Wanita 1 Pare.
“Selamat kepada siswa-siswi terpilih. Manfaatkan kesempatan yang ada dengan baik, belajar dengan tekun, disiplin dan bertanggung jawab, serta junjung tinggi nilai-nilai kejujuran agar bisa mewujudkan cita-cita,” kata Mbak Dewi dalam sambutannya.
Untuk diketahui, SMA Dharma Wanita 1 Pare Boarding School ini dibuka secara khusus oleh Pemkab Kediri yang bekerjasama dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF).
Sebanyak 130 peserta didik diterima pada angkatan ke-2 ini telah melalui proses seleksi ketat, serta survei ke rumah masing-masing siswa untuk memastikan bahwa mereka berasal dari keluarga dengan ekonomi kurang mampu yang tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.
Nanang Sukarsono, S.Pd., M.Si, Kepala Sekolah SMA Dharma Wanita 1 Pare Boarding School mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh jajaran Dinas dan Instansi yang bertindak dan membantu secara langsung.
“Semua yang diterima disini tidak serta merta secara kebetulan namun merupakan jalan dari Allah. Para orang tua tidak perlu khawatir akan kehidupan anak-anak selama di asrama karna semua kebutuhan terpenuhi,” jelasnya.
Sementara itu, Senior Director Putera Sampoerna Foundation, Elan Merdi juga turut memberikan motivasi kepada siswa-siswi baru untuk berjuang menggapai mimpi mereka sesuai dengan apa yang telah ditulis ke dalam time capsule sebagai pengingat bagi para murid untuk tidak menyerah hanya karna keterbatasan ekonomi.
Suasana isak haru serta tangis tulus memenuhi perasaan di penghujung acara. Seluruh siswa memberikan setangkai mawar kepada masing-masing orang tua sebagai simbol penghormatan dan doa restu untuk menimba ilmu, serta tinggal di asrama selama tiga tahun.
Jaelani, orang tua dari salah satu siswi yang bekerja sebagai pedagang asongan mengungkapkan bahwa dirinya sangat terbantu.
“Saya berharap dengan program sekolah gratis ini, anak saya dapat mengangkat derajat orang tua dan tidak perlu khawatir anak saya akan berakhir seperti saya,” ungkapnya. (adv).