Foto: Mas Dhito saat bertemu Tim Putra Sampoerna Foundation (PSF) selaku mitra Pemkab Kediri pada kegiatan pelatihan dan pendampingan guru.

Kediri – majalahbbuser.com, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mengawal intens perkembangan SMA Dharma Wanita Boarding School Pare. Sebagai sekolah berasrama pertama yang didirikan Pemerintah Kabupaten Kediri, bupati muda ini mendorong peningkatan kompetensi guru terus diupgrade.

Upgrade kompetensi guru dinilai sangat penting karena mempengaruhi kualitas pembelajaran bagi siswa didik. Hal ini sebagaimana harapan bupati untuk memastikan siswa menerima pembelajaran yang unggul dan berkualitas.

“Ke depan juga akan ada pertukaran guru, upgrade kualitas guru ini memang sangat perlu sekali,” kata bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu pada Rabu (13/12/2023).

Selain program pertukaran guru, dalam menggenjot kompetensi guru, Pemkab Kediri bekerjasama dengan Putra Sampoerna Foundation (PSF) melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan guru.

Melalui kegiatan pelatihan itu salah satunya diharapkan guru dapat mewujudkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan bagi siswa. Dalam pertemuan dengan Tim PSF, diinformasikan untuk mengetahui hasil pendampingan, dilakukan survei terhadap 130 peserta didik.

Hasil survei, didapati 37 persen peserta didik menyatakan seluruh pembelajaran dilakukan dengan aktif dan menyenangkan. Prosentase itu naik dari sebelum pendampingan yakni 18,1 persen.

“Saya berharap semua guru bisa memahami bagaimana pola mengajar dan merespon siswa, paling tidak tahun pertama ini 50 persen, nanti tahun kedua sudah 100 persen,” ungkap Mas Dhito saat bertemu Tim dari PSF.

Selain peningkatan kompetensi guru, Mas Dhito berharap terciptanya lingkungan pendidikan di SMA Dharma Wanita boarding school yang inklusif. Dalam hal ini, guru diharapkan dapat menerima kritik dan saran dari para siswa.

“Guru harus bisa inklusif, harus bisa menerima kritikan, saran, dan mungkin anak anak bisa memberikan kritik atau saran dengan nama yang tidak dituliskan. Jadi guru guru bisa mengevaluasi diri,” urainya.

Tak kalah penting, Mas Dhito tidak menghendaki munculnya aksi bulying di lingkungan sekolah. Terlebih di sekolah berasrama yang notabene setiap hari para siswanya selalu bertemu.

Mas Dhito pun menyambut baik kegiatan sosialisasi pencegahan bulying yang telah dilakukan PSF terhadap para siswa di SMA Dharma Wanita Boarding School.

“Sosialisasi bulying di sekolah boarding school ini menjadi kata kunci karena trauma dari anak tersebut bisa semakin dalam. Ini yang saya tidak harapkan,” pungkasnya. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer