Yogyakarta – Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Minggu meluncurkan guguran lava sebanyak 13 kali dengan jarak luncur maksimum 1,6 kilometer.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta Agus Budi Santoso dalam keterangan di Yogyakarta, Minggu, menjelaskan berdasarkan pengamatan pukul 00:00 sampai dengan 06:00 WIB, guguran lava itu meluncur ke arah Kali Bebeng.
“Teramati 13 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng (barat daya) dengan jarak luncur maksimum 1.600 meter,” kata Agus.
Selama periode pengamatan itu, Gunung Merapi juga mengalami 49 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-31 mm selama 0.12-167.72 detik dan dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 6-18 mm selama 182.84 – 224.08 detik.
Laporan BPPTKG periode 9-15 Agustus 2024, morfologi kubah barat daya Gunung Merapi teramati adanya perubahan akibat aktivitas pertumbuhan kubah, sedangkan untuk morfologi kubah tengah relatif sama.
Berdasarkan analisis foto udara, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.671.500 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.366.900 meter kubik.
Agus menyatakan hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi bisa berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima kilometer) serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng (sejauh maksimal tujuh kilometer).
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer.
Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.
Jika terjadi erupsi eksplosif, ujarnya, maka lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. (ant).