Surabaya – Operasi Patuh Semeru kembali digelar. Kali ini, polisi tak hanya sekedar mengedukasi dan sosialisasi, tapi juga menindak pengendara yang bandel.
Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto mengatakan Operasi Patuh Semeru 2024 kali ini dilakukan selama 14 hari di seluruh daerah di Jawa Timur. Tepatnya, mulai 15 hingga 28 Juli 2024 mendatang.
“Kami akan melakukan Operasi Patuh Semeru 2024 selama 14 hari, mulai 15 sampai 28 juli 2024 di seluruh wilayah Jatim dengan menekankan pentingnya keselamatan dan ketaatan dalam berlalu lintas,” kata Imam di hadapan peserta apel gabungan, Senin (15/7/2024).
Dalam pelaksanaannya, Imam memastikan tidak hanya upaya preemtif dan preventif semata. Namun, represif juga dilakukan pada pengendara yang membandel.
“Dalam pelaksanaan, dilakukan kegiatan preemtif 40 persen, preventif 40 persen, dan represif 20 persen,” ujarnya.
Imam menegaskan, tujuan operasi yang dilakukan setiap tahun ini untuk membangun budaya tertib berlalu lintas dengan mengutamakan edukatif, persuasif dan humanis. Baik secara langsung maupun dengan system elektronik ETLE statis maupun mobile.
Menurut Imam, peningkatan aktivitas perekonomian akan sejalan dengan meningkatnya pergerakan manusia dan barang. Ia menganggap hal tersebut juga akan berdampak pada meningkatnya potensi terjadinya laka transportasi, terutama laka lalin dan angkutan jalan.
Berdasarkan data Integrated Road Safety Manajemen System Korlantas Polri menyebutkan, ada pelbagai penyebab laka lantas jalan. Mulai dari pengguna jalan 67%, kendaraan 4%, jalan dan lingkungan 5%, serta kombinasi 3% dan keseluruhan faktor 24%.
“Jumlah kematian akibat laka lantas 2023 mencapai 27.000 jiwa atau 73 jiwa per hari,” jelasnya.
Imam menilai masalah laka lantas bukan hanya skala nasional, tapi juga menjadi masalah global. Ia mengacu pada data dari WHO, setiap tahun ada 1.35 juta jiwa meninggal dunia akibat laka lantas atau lebih dari 3.690 jiwa per harinya.
Fenomena tingginya laka lantas di Indonesia ini, sambung Imam, bisa memberikan dampak kerugian yang cukup besar, baik bagi ekonomi mikro maupun makro.
“Banyaknya jumlah anggota keluarga yang MD (Meninggal) maupun cacat permanen pada usia produktif berdampak pada tingginya potensi suatu keluarga kehilangan tulang punggung dalam mencari nafkah dan rentan pada kemiskinan. Data dari asean development bank, kerugian ekonomi diperkirakan 2.9 sampai 3.1 persen dari total PDB Indonesia,” terang polisi dengan 2 bintang di pundaknya itu.
Sementara, data dari Ditlantas Polda Jatim sejak Januari hingga Juni 2024 secara kuantitatif, angka laka lantas di Jatim mengalami penurunan signifikan pada periode yang sama di tahun 2023 yakni sekitar 13,69 persen.
Menurut Imam, presentase itu berbanding lurus dengan turunnya angka pelanggaran yang cukup signifikan sebesar 76,45 persen. Meski, angka laka lantas yang terjadi masih dinilai tinggi, yakni 13.704 kejadian.
“Hal tersebut disebabkan rendahnya kesadaran pengguna jalan dan meningkatnya aktivitas masyarakat di tempat-tempat wisata dan hiburan,” tegasnya.
Untuk menekan angka laka lantas dan pelanggaran, Imam menyatakan perlu penindakan secara tegas terhadap pelanggar. Terutama, yang berpotensi menyebabkan laka lantas dan bertujuan untuk menciptakan deteren effect dan mewujudkan pengguna jalan yang berkeselamatan.
“Operasi Patuh Semeru 2024 ini berbarengan dengan Pilkada Jatim serentak, maka dari itu perlu diantisipasi adanya peningkatan mobilitas masa pendukung paslon. Selain itu juga berbarengan dengan tahun ajaran baru yang meningkatnya aktivitas di sekolah, ponpes, dan kampus, tidak menutup kemungkinan terjadi peningkatan aktivitas serta pelanggaran,” tutupnya. (hil/fat/detik).