Jakarta – Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi menyatakan tidak ada tanda-tanda korban selamat dari enam orang yang menaiki pesawat Semuwa Air yang jatuh di Papua.
Dia mengatakan itu usai mendapat laporan terbaru per hari ini, Selasa (27/6). Pesawat dalam kondisi hangus terbakar.
“Pada jam 12.10 WIT, info dari lapangan bahwa kondisi pesawat PK-SM hangus terbakar dan tidak ada tanda-tanda korban yang selamat,” kata Henri lewat keterangannya, Selasa (27/6).
Henri mengatakan saat ini tim telah mengevakuasi satu kantong jenazah dari lokasi pesawat jatuh. Ada satu kantong lagi yang tengah dievakuasi.
“Saat ini telah terevakuasi satu kantong jenazah ke dari titik pesawat ke area tengah, sementara satu kantong jenazah lagi dalam proses penarikan dari titik pesawat ke area tengah,” kata dia.
Pesawat Gran Caravan milik Semuwa Aviasi Mandiri (SAM) Air hilang kontak dan ditemukan jatuh di perbukitan di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan pada 23 Juni lalu.
Pesawat itu membawa enam orang. Empat di antaranya merupakan penumpang.
Pesawat itu diawaki oleh pilot Hari Permadi dan kopilot Levi Murib . Empat penumpang di pesawat itu yakni Bartolomeus (34), Ebeth Halerohon (29), Dormina Halerohon (17), dan Kilimputni (20).
Awalnya pesawat dengan nomor register PK-SMW itu lepas landas dari Bandara Eleim dengan tujuan Kampung Poik, Distrik Welarek, Kabupaten Yalimo, pada pukul 11.10 WIT.
Namun, sampai sampai pukul 12.20 WIT, pesawat belum juga mendarat di Distrik Poik. Setelah dicari, pesawat itu ditemukan jatuh di perbukitan yang berjarak 12 kilometer arah timur Bandara Eleim.
Dikutip dari CNNIndonesia berikut sejumlah fakta terkait insiden jatuhnya pesawat tersebut:
1. Terbang dari Elelim menuju Poik
Pesawat Semuwa Air itu mengalami insiden saat dalam penerbangan dari Bandara Elelim menuju ke Kampung Poik, Distrik Welarek, Kabupaten Yalimo. Pesawat lepas landas sekitar pukul 10.53 WIT dan diperkirakan tiba di tujuan pada pukul 11.00 WIT.
Namun, pesawat dilaporkan hilang kontak sekitar pukul 11.00 WIT. Kantor Basarnas Jayapura kemudian mendapat informasi soal adanya kecelakaan pesawat antara Bandara Elelim-Poik pada pukul 12.11 WIT.
2. Angkut enam orang
Pesawat dilaporkan membawa enam orang, termasuk pilot dan co-pilot. Berdasarkan data yang diperoleh, identitas pilot pesawat bernama Hari Permadi dan co-pilot Levi Murik.
Sementara keempat penumpang dalam pesawat itu adalah Bartolomeus (34), Ebeth Halerohon (29), Dormina Halerohon (17), dan Kilimputni (20).
Hingga saat ini, belum diketahui kondisi keenam orang yang berada di dalam pesawat milik SAM air itu.
3. SAM Air sempat minta bantuan Susi Air
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengungkapkan SAM Air sempat meminta pesawat Susi Air PK-VVK.
Kepala Bagian Kerja Sama Internasional, Humas, dan Umum Dirjen Hubud Kemenhub Mokhammad Khusnu menuturkan permintaan bantuan dilakukan untuk melacak keberadaan pesawat dengan nomor registrasi PK-SMW.
“Pihak SAM Air telah meminta bantuan kepada Pesawat Susi Air PK-VVK, untuk membantu melakukan pencarian posisi dan kondisi pesawat di area sekitar Lapter Poik,” ujar Khusnu dalam keterangannya.
4. Evakuasi terkendala cuaca
Basarnas menyatakan proses evakuasi terhadap awak dan penumpang pesawat Semuwa Air baru akan dilakukan pada Sabtu (24/6). Menurut Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi, pihaknya belum berhasil menerjunkan tim ke lapangan lantaran terhalang cuaca buruk.
“Kondisi korban belum diketahui karena heli belum berhasil mendekati posisi akibat faktor cuaca. Rencana evakuasi akan dilakukan besok pagi, tanggal 24 Juni 2023,” ucap Hendri dalam keterangan yang dibagikan.
Henri menyampaikan Basarnas bakal menurunkan tim terpadu yang berjumlah 10-15 orang untuk mengevakuasi seluruh penumpang pesawat. (CNNIndonesia)