Surabaya – Kisah pria asal Dusun/Desa Mengger, Kecamatan Karanganyar, Ngawi ini pernah viral pada tahun 2020. Bak kisah pangeran Bondowoso yang diminta membangun seribu candi oleh Roro Jonggrang, pria bernama Giman ini mengaku memindahkan rumahnya dalam semalam. Tepatnya cuma 1,5 jam!
Tentu saja peristiwa yang tak masuk di logika dan nalar manusia ini langsung menggemparkan publik. Giman mengaku memindahkan rumahnya pada 25 Juni 2020. Certia Giman memindahkan rumah secepat kilat itu kemudian menyebar dan hingga viral di media sosial awal Juli 2022.
Kala itu, wartawan detikJatim menemui langsung Giman di rumahnya. Dia dengan lugas mengakui bahwa memang memindahkan rumahnya seorang diri dalam tempo 1,5 jam.
“Saya sendiri yang mindah,” beber Giman saat diwawancarai pada 9 Juli 2022.
Rumah yang dipindahkan itu berbentuk adat Jawa. Ukurannya 10×12 meter, terdiri dari 20 tiang kayu, lengkap dengan atap genting. Rumah itu digeser 60 sentimeter ke depan dan dinaikkan 1,3 meter dari pondasi lama.
Rumah itu dipindahkan pada Kamis malam Jumat. Giman memindahkannya mulai pukul 23.00 WIB hingga pukul 00.30 WIB. Semuanya dikerjakan Giman seorang diri cuma 1,5 jam.
Bayangkan saja seberapa besar kekuatan Giman. Tentu saja, banyak orang di sekelilingnya yang tidak percaya.
“Proses sekitar satu setengah jam waktu itu. Jadi mungkin banyak orang yang ndak percaya,” ungkap Giman.
Tetangga Giman sama sekali tak tahu proses pemindahan rumah itu. Sama sekali tak terdengar suara berisik. Malam di mana Giman memindahkan rumah itu begitu hening.
“Rumah saya juga dekat, baratnya situ juga ndak tahu. Kok tahu-tahu sudah pindah. Ini atap genting dulunya berjajar dengan atap yang rumah bagian Giman yang depan,” ujar Suharto, salah seorang tetangga Giman.
Giman sendiri punya alasan di balik pemindahan rumah yang dilakukan seorang diri. Dia memang ingin memindahkan rumah itu, tapi terkendala biaya.
“Jadi gini dulu saya menang merantau di Jakarta dan pernah ada orang yang mau memborong untuk memindah rumah. Tapi tidak berani dan tidak ada lagi yang berani. Makanya karena juga saya juga kepepet dana minim, saya berimajinasi sekuat tenaga untuk memindah sendiri,” papar Giman.
Lalu, kekuatan apa yang membantu Giman?
Giman mengaku mendatangkan orang-orang tak kasat mata yang ia hadirkan lewat imajanisanya. Kekuatan tak masuk akal itu muncul atas buah imajinasi pikirannya.
“Intinya begini, sistemnya kita pakai imajinasi pikiran. Kita itu seolah ada orang banyak di pikiran kita. Jadi ada tiang 20 itu kita punya pemikiran bahwa tiang ini akan aku isi sekian orang. Kalau sudah di dalam pikiran dan sudah ada kode dari saya. Ini ayo kita angkat,” terang Giman.
Giman sendiri menolak jika disebut punya kekuatan atau dibilang orang pintar.
“Kita dibantu, orang banyak di otak. Saya tidak mau dibilang orang pinter. Tapi nyatanya seperti itu. Memang ada yang membantu. Dan yang bantu banyak tapi tidak terlihat dan hanya di pikiran saya saat berimajinasi,” tuturnya.
Semenjak peristiwa itu, rumah Giman mendadak dikunjungi banyak orang yang penasaran. Bahkan mereka datang dari luar Jatim. Peristiwa itu terjadi saat tinggi-tingginya badai COVID-19. Alhasil, polisi sampai berjaga di sana. Mereka kewalahan karena banyaknya orang yang berkerumun.
Salah seorang yang penasaran itu adalah Darto. Dia mengaku jauh-jauh datang dari Purwodadi, Jateng karena ingin melihat langsung rumah Giman.
“Datang dari Purwodadi Jateng pengen ke sini lihat rumahnya Pak Giman yang viral katanya seperti dongeng Roro Jonggrang,” ujar Darto (45), salah seorang pengunjung.
Dikaitkan dengan Ajian Bolo Sewu dan Psikokinesis. Baca halaman selanjutnya.
Banyak orang mengaitkan kisah Giman itu dengan dongeng Pangeran Bondowoso dan Roro Jonggrang. Alkisah Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso membuat seribu candi dalam semalam sebagai syarat untuk mempersuntingnya. Bandung Bondowoso tak kehabisan akal. Dia lalu minta bantuan jin untuk membangun candi impian wanita yang dicintainya.
Bandung Bondowoso dan para jin yang membantunya berhasil menyelesaikan 999 candi. Namun saat mereka membuat candi yang terakhir, Roro Jonggrang berbuat curang dengan melakukan berbagai upaya untuk membuat kesan bahwa hari sudah menjelang pagi.
Bandung Bondowoso tahu siasat Roro Jonggrang itu. Dia lalu murka dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi batu. Menurut kisah ini, 999 candi itu kini dikenal sebagai Candi Sewu, dan arca Durga di ruang utara candi utama di Prambanan merupakan perwujudan sang putri yang dikutuk menjadi batu.
Lantas, apakah benar Giman memang punya kekuatan bak Bandung Bondowoso?
Dosen Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM), Abdul Jawat Nur menyebut memang ada ajian atau laku ritual selaras dengan apa yang dilakukan oleh Giman. Jawat menyebut, memang masih ada orang yang mempraktikan ilmu memindahkan rumah dalam semalam. Ilmu itu dikenal sebagai ajian Bolo Sewu. Dalam Bahasa Indonesia artinya ajian Seribu Pasukan
“Itu aji bolo sewu. Dulu, kata orang-orang, kakek saya juga punya kemampuan memindahkan rumah dalam waktu semalam,” papar Jawat saat diwawancarai 15 Juli 2020.
“Memindahkan batang kayu jati yang besar dari dasar jurang ke depan rumah. Dan tidak ada orang yang tahu bagaimana cara memindahkannya,” sambungnya.
Dia menyebut ajian bolo sewu ini digunakan untuk mendatangkan bantuan makhluk gaib untuk melakukan hal di luar kemampuan manusia. Hal ini mirip dengan pernyataan Giman yang mengaku dibantu banyak orang dalam imajinasinya.
“Dibantu makhluk astral untuk melakukan hal-hal di luar kemampuan manusia yang normal,” terang Jawat.
Lantas bagaimana ciri-ciri orang yang mempraktikkan ilmu tersebut?
“Hanya orang-orang tertentu yang tahu. Kalau orang awam tidak tahu ciri-cirinya,” jelasnya.
Secara logika, psikolog Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya Herlan Pratikto mencoba menganalisis fenomena pemindahan rumah yang dilakukan Giman. Apa yang dilakukan Giman itu bisa dikaitkan dengan psikokinesis atau kemampuan memanipulasi sebuah objek fisik hanya dengan pikiran semata-mata.
“Jadi ini kalau mau jujur saja believe or not, percaya atau tidak, memang bisa dari sisi psikokinesis. Memang ada kemampuan-kemampuan itu. Karena itu terkait energi kalau pikiran itu aktif, terfokus, itu bisa memindahkan energi sehinga ketika ada energi bergerak itu tergantung mau digerakkan ke mana,” ungkap Herlan ketika diwawancarai pada 12 Juli 2020.
Meski demikian, lanjut Herlan, kemampuan menggerakkan atau memanipulasi suatu benda dengan psikokinesis biasanya hanya pada benda-benda yang relatif ringan. Untuk itu, pengakuan Giman yang mempu memindahkan rumah masih sangat sulit diterima.
“Cuma biasanya yang saya ketahui itu benda-benda yang relatif ringan. Sehingga kalau seperti memindahkan rumah dalam konteks psikokinetik itu rasanya sulit. Apalagi kalau rumah itu pakai pondasi. Kalau toh misalnya terbuat dari kayu kan rasanya kekuatan itu kalau di psikokinesis itu susah kalau menurut saya,” jelas alumnus Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.
“Jadi kalau saya dari sisi psikokenises itu susah dipercaya. Cuma ketika ngomongnya terkait imajinasi, lalu dia menggerakkan dengan dibantu orang-orang itu kalau mau menggunakan logika, itu mestinya ada bekas-bekas yang bisa menunjukkan (rumah bergeser),” tambahnya.
Sedangkan untuk pengakuan Giman yang memindahkan rumah dengan dibantu orang atau mahluk gaib, juga bisa diterima. Namun, ia kembali menegaskan bahwa hal itu harus dibuktikan dengan adanya perpindahan rumah sebelum dan sesudahnya.
“Kemudian yang kedua, imajinasi itu sifatnya memang bisa mengeluarkan energi juga ya, seperti psikokinesis juga hanya saja kembali lagi harus ada fakta ya bekas-bekas perpindahan. Kalau nggak, rasanya susah,” terang Herlan.
“Kalau ada pergeseran berapa sentimeter itu kalau tak ada suatu perubahan gerak tanah itu rasanya susah. Kalau bergerak sekitar 15 sentimeter itu apa ukurannya. Apakah ada perbandingan sebelum dan sesudahnya. Itu juga harus dilihat untuk memastikannya,” tukasnya. (detik)