Magelang – majalahbuser.com, Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah, lembaga Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
Hal tesebut sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Dalam hal Pemilu (Pemilihan Umum) KPU mempunyai banyak wewenang dan kewajiban.
Diantara sekian banyak kewajiban KPU adalah, menyampaikan semua informasi penyelenggaraan Pemilu kepada masyarakat.
Mengingat pentingnya informasi yang harus disampaikan oleh KPU kepada masyarakat luas, pegiat anti hoaks diharapkan ikut serta mengawal informasi yang beredar di tengah masyarakat.
Untuk itu, Hermanto, salah satu pegiat anti hoaks yang ada di Kota Magelang hadir untuk memberikan sosialisasi kepada KPU tentang WAbot.
WAbot merupakan sistem berteknologi Artificial intelligence (AI) yang mampu mengidentifikasi kata per kata yang mengandung unsur kebohongan.
Menurut Hermanto, Tugas KPU untuk mensukseskan Pemilu sangat banyak dan tentunya juga berat, apalagi KPU harus memberikan informasi kepada masyarakat.
“Jangan sampai informasi yang disampaikan kepada masyarakat kebenarannya diragukan,” papar Hermanto.
Ia berharap, KPU mampu menyaring dan ikut serta memberantas berita hoaks yang ada, mengingat banyaknya berita hoaks yang beredar di tengah masyarakat, KPU harus mempunyai kemampuan untuk memilah dan memilih berita-berita yang kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan.
“Untuk itu, WAboat bisa menjadi salah satu alat bantu atau tools untuk mencari berita yang benar,” terang Hermanto.
Sejalan dengan program itu ketua KPU Kota Magelang, Drs, Basmar Perinato Amron, M.M berpendapat, bahwa berita hoaks harus ditumpas, karena itu KPU Kota Magelang menyediakan rumah pintar.
“Di kantor, kami membuat rumah pintar. Di tempat itu kita sering mengundang kawan-kawan dari berbagai lapisan dan kalangan untuk terus berdiskusi, jangan sampai kita terpapar berita-berita hoaks,” terangnya.
‘Sekarang semua orang bisa menjadi media. Setiap orang bisa berasumsi dan asumsi tersebut kerapkali merugikan pihak-pihak tertentu.
Bukan hanya kepada calon pemilih, kami juga memberikan edukasi kepada calon pemilih muda,” lanjutnya.
“Dari awal kita bekali dan edukasi mereka, agar mereka tidak mudah berasumsi yang tidak ada dasarnya. Kita bekali mereka tentang bagaimana caranya menyaring dan memahami berita-berita yang ada,” lanjut Basmar.
“Karena itu dengan hadirnya pegiat anti hoaxs, kami merasa besyukur dan tentunya senang karena sedikit banyak akan membantu tugas kami didalam memerangi berita hoaks yang ada,” imbuh Basmar.
“Momentum ini tepat sekali, karena sekarang tengah berlangsung seleksi Panitia Pemungutan Suara yang diikuti oleh 161 peserta dari 17 kelurahan. Nanti mereka akan kami perkenalkan tentang nomor WAbot,” pungkas Basmar. (her)