Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, mengungkapkan, Komite Konvensi itu, akan terdiri dari tujuh orang.
"Mayoritas dari luar, kader Demokrat hanya tiga orang," kata Ramadhan di Gedung DPR, Selasa 9 Juli 2013.
Sementara, tugas ketujuh anggota komite ini, kata Ramadhan, akan melihat dan menyeleksi bakal calon peserta konvensi. "Mereka akan melihat kepantasannya," kata dia.
Sehingga, kata dia, mekanisme konvensi ini, bukan membuka pendaftaran, tetapi menjaring. Tujuh anggota komite itu akan mencari dan menawarkan tokoh-tokoh tertentu untuk ikut dalam konvensi. "Kalau nanti mekanismenya mendaftar, semua orang daftar, Eyang Subur juga nanti bisa ikut," kata dia.
Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan mengatakan Komite Konvensi Capres Partai Demokrat akan bekerja objektif dalam menyaring kandidat capres. Komite ini terdiri dari tokoh partai maupun kalangan independen.
“Komite itu panitia konvensi, jadi bukan orang yang menilai peserta konvensi. Yang memberikan penilaian masyarakat. Majelis Tinggi pun tidak berwenang menentukan pemenang,” kata Syarif.
Menteri Koperasi dan UKM itu berharap banyak tokoh berminat ikut konvensi capres Demokrat “Lebih banyak lebih bagus. Untuk tahap awal, mudah-mudahan pesertanya bisa mencapai 11-12 kandidat,” kata Syarif.
Nama-nama Terjaring
Menurut Ramadhan, mereka yang sudah pasti akan dijaring, dari internal partai adalah Marzuki Alie. Sementara dari luar partai adalah, Gita Wirjawan, Dahlan Iskan, dan Mahfud MD.
Sehingga, bagi orang yang non partai, kata Ramadhan, dengan konvensi ini mereka memiliki peluang menjadi capres. Selain itu, masyarakat juga memiliki alternatif capres.
"Dari aturannya, independen tidak bisa, harus melalui partai. Kalau begitu Pak Mahfud tak bisa ikut dong," kata dia.
Selain empat orang itu, Ketua Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Muhammad Jumhur Hidayat juga disebut akan ikut dalam konvensi Partai Demokrat. Ia mengakui telah mendapat undangan.
"Modal utama adalah modal sosial. Saya sedang menghitung dan menyiapkan ini," katanya.
Modal ini diyakininya lebih penting dibanding materi. "Modal sosial ini kan jaringan. Bagaimana kita berkomunikasi dan dipercaya orang lain," katanya.
Baginya nama yang beredar saat ini seperti Gita Wirjawan, Pramono Edhie Wibowo, Jokowi dan Ketua DPR Marzuki Alie merupakan figur luar biasa. Mereka mempunyai kapasitas dan kapabilitas.
Meski berhadapan dengan nama nama besar ia mengatakan siap bersaing. Ia masih terus mengupayakan dukungan sebagai bekal konvensi. "Kita tunggu saja nanti," katanya.
Beberapa calon peserta konvensi bahkan mulai melobi kader-kader partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu. Tujuannya, ingin menjadikan mereka sebagai tim suksesnya.
“Memang ada yang melobi, tapi belum lobi khusus. Sejauh ini baru dua calon peserta konvensi yang melobi,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Achsanul Qosasi, Selasa 9 Juli 2013. Namun ia enggan menyebut nama calon yang melobinya itu.
Achsanul mengatakan, siapapun pemenang konvensi capres Demokrat sudah pasti akan diusung partainya menjadi calon presiden 2014, sekalipun orang itu berasal luar partai.
Jokowi dan Jusuf Kalla?
Popularitas Jokowi yang meroket tak ayal membuat banyak partai mengincarnya, termasuk Demokrat yang mempersilakan Jokowi mengikuti konvensi capres Demokrat apabila Gubernur DKI Jakarta itu mau. Namun para petinggi PDIP yakin Jokowi tak akan menyeberang ke partai lain.
“Jokowi sangat loyal. Dia jadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI bukan atas kemauan sendiri, tapi karena permintaan partai. Dia kader yang baik dan berpegang teguh pada ideologi partai,” kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Maruara Sirait di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa 9 Juli 2013.
Pria yang kerap disapa Ara itu mengatakan, Jokowi adalah aset partainya dan pasti menolak jika ditawari menjadi capres dari partai selain PDIP. Sekalipun elektabilitas Jokowi selalu tertinggi dalam berbagai survei capres, namun kata akhir apakah Jokowi akan maju capres atau tidak akan ditentukan Megawati.
“Penetapan capres PDIP diserahkan ke Bu Ketum. Bisa Mas Jokowi atau Bu Mega. Itu sangat tergantung Ketum,” kata Ara. Sampai saat ini PDIP belum membicarakan kandidat capres yang akan diusung PDIP karena masih mempersiapkan Pemilu Legislatif.
Jokowi sendiri selama ini selalu mengatakan tak berminat menjadi capres. Ia lebih suka fokus mengurusi Jakarta yang kini menjadi tanggung jawabnya.
"Sudah, jangan godain saya. Jangan manas-manasin saya. Saya ini loncat sana-sini mengurus macet, rusun saja, pusingnya setengah mati, kok ada yang manas-manasin," ujarnya.
Sementara mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku tidak tertarik mengikuti konvensi calon presiden yang akan digelar Partai Demokrat. Menurut JK, Selasa 9 Juli 2013, konvensi tidak memiliki banyak manfaat bagi para kandidat yang bertarung. Justru, katanya, konvensi hanya menguntungkan Partai Demokrat.
JK menduga konvensi hanya untuk meningkatkan citra atau perhatian orang kepada partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu. Kondisi tersebut pernah dia alami saat masih aktif di Partai Golkar.
Lebih lanjut, Ketua Umum Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu menilai konvensi seperti babak penyisihan dalam sebuah pertandingan olahraga atau ajang pencarian bakat semacam Indonesian Idol.
"Kalau saya sendiri masa ikut Indonesian Idol. Sudah senior begini masa ikut penyisihan lagi. Masa seperti saya yang sudah di pemerintahan masih ikut penyisihan?" katanya. (viva)