Sukron, wartawan SINDOTV menjadi korban, yang diduga dikeroyok mahasiswa tersebut. Sukron mengalami luka lebam di muka sebelah kiri. Sukron mendatangi Sentra Pelayanan Kepolisian Polda Metro Jaya sekitar pukul 18.00 WIB dan langsung membuat laporan, sebelumnya dia juga membuat hasil visum ke RS Islam Jakarta sebagai salah satu barang bukti.
"Saya sudah buat laporan, sekarang masih proses untuk dibuat nomor polisinya," ujar Sukron di Polda Metro Jaya.
Sukron menjelaskan, kejadian tersebut berawal saat aksi ratusan mahasiswa di depan Istana Negara memperingati tragedi Mei 1998 lalu. Setelah itu, mereka membuat brigade untuk memasuki Istana hingga depan pagar kawat.
Setelah itu, aksi dorong-dorongan pun terjadi. Saat itu, ada mahasiswa yang terjatuh dan Sukron langsung mengabadikan gambar tersebut. "Tetapi malah dilarang untuk mengambil gambar, saya terus ambil dan akhirnya dipukul sama mereka," kata Sukron.
Bentrok ini sempat dipisahkan oleh mahasiswa yang berada di situ, kemudian dibawa ke tenda polisi yang berada di dalam Monas. Setelah itu kedua belah pihak diminta untuk melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro untuk diproses.
Bukan hanya Sukron, Muhammad Ardinal, mahasiswa Universitas Trisaksi melaporkan balik aksi Sukron yang diduga memukul dirinya. Teman Ardinal, Elichon Christellgo Pentury menjelaskan kejadian itu terjadi secara tiba-tiba. Dirinya mengakui jika ada pemukulan saat aksi berlangsung.
"Saya sebagai saksi hanya melihat. Saya lihat mungkin sudah ada aksi saling dorong, saya tidak tahu siapa yang pukul karena memang terlalu banyak mahasiswa di situ dan beberapa wartawan juga ada," kata dia.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Rikwanto, mengatakan pihaknya akan mendalami laporan Sukron yang diduga dikeroyok oleh beberapa mahasiswa saat mengelar aksi unjuk rasa di depan Istana Negara.
"Yang pasti Sukron sudah membuat laporan, nanti kami proses. Kami mau dengan apa yang dilaporkan, siapa pelaku dan bagaimana peristiwanya," ujar Rikwanto kepada wartawan.
Informasi yang diterima sementara, pelaku tidak senang dengan jika peristiwa itu diliput oleh media yang ada di tempat tersebut. "Kami akan telusuri pelakunya setelah mendapat keterangan lengkap," jelas Rikwanto.
Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno menambahkan, untuk melengkapi bagaimana kejadian tersebut, pihaknya akan meminta penjelasan langsung dari Kapolsek Metro Gambir dan Polres Jakarta Pusat sebagai penanggungjawab wilayah. (VIVA)