Koster Gereja Naftari Wira Puspawijaya (18) mengaku, mengetahui GBI terbakar dari seorang teman yang menelepon dirinya sekitar pukul 01.20. Malam itu gereja dengan sekitar 700 jemaat itu memang kosong tidak ada yang menjaga.
"Saya ditelepon teman dan saya langsung berangkat ke gereja. Sampai di gereja saya melihat api sudah berkobar-kobar. Saya belum tahu penyebabnya, tapi sepertinya korsleting listrik," jelasnya.
Sebelum kejadian, Naftari mengaku Minggu (21/4) sore sekitar pukul 15.00 datang ke gereja untuk bersih-bersih. Saat menjalankan tugasnya itu dia merasa perasaanya tidak enak.
"Biasanya saya bersih-bersih dengan beberapa teman, tapi sore itu bekerja sendirian. Kalau tidak ada teman, biasanya saya merasa kemrusung tidak enak. Tapi aneh saat bersih-bersih sore itu saya merasa sangat tenang. Tidak tahu kalau kemudian ada kejadian itu," katanya.
Sementara itu, Wariyani (56), warga yang tinggal di dekat gereja mengatakan mengaku, mendapat informasi ada kebakaran di GBI dari warga lainnya. Dia melihat api sudah membesar dan petugas damkar yang dibantu warga terus memadamkan api.
"Saya tidak tahu penyebabnya apa. Yang saya tahu kemudian api berhasil dipadamkan sekitar pukul 03.30 oleh empat sampai lima mobil damkar. Lalu pagi ini tadi datang satu mobil damkar lagi untuk memastikan kalau api benar-benar sudah padam," paparnya.
Kapolres Magelang Kota, AKBP Joko Pitoyo menuturkan, pihaknya juga menunggu hasil pemeriksaan Tim Labfor untuk mengetahui penyebab utama kebakaran di gereja yang sudah berusia 121 tahun itu. Namun, pihaknya juga menduga kebakaran ini karena korsleting listrik.
"Dugaan itu muncul karena memang gereja ini memiliki daya listrik yang cukup besar. Juga banyak menggunakan alat elektronik serta bangunan yang sudah tua. Sampai saat ini kami juga sudah memeriksa empat orang saksi, termasuk pimpinan gereja," kata Joko.
Sementara itu, Pimpinan GBI Jl Diponegoro Magelang, Titus Wiyono menyerahkan semua pemeriksaan ini kepada pihak yang berwenang. Pihaknya akan menunggu hasil pemeriksaan dari Tim Labfor dan kepolisian setempat.
"Yang jelas, kalau ditotal kerugian materinya sekitar Rp 500 juta. Adapun yang terbakar habis adalah atap bangunan dan seisi gereja seperti sound system, alat musik, 300 kursi, baju-baju, kursi kayu, altar, dan lainnya," tuturnya.
Meski masih terdapat sisa-sisa kebakaran, gereja ini sudah memulai kegiatannya.
"Hari rabu ini (24/4) tepatnya nanti sore sudah ada kegiatan, terpaksa kita tetap akan menggunakan gereja ini" kata salah seorang jamaat yang tengah beristirahat setelah membersihkan sisa-sisa kebakaran. (hm)