Letusan ini dilaporkan lebih besar daripada letusan sebelumnya. Masyarakat sekitar pun panik. Hingga siang hari masih terlihat awan panas guguran menuju arah utara. Arah luncuran awan panas ini tidak seperti biasanya yang mengarah ke selatan hingga pantai.
Awan panas mengalir dari Woje Wubi sampai Pantai Cua, paling parah di Ko'a Desa Rokirole dan Nitunglea. “Sebanyak 5 orang tewas akibat awan panas, dengan rincian 3 korban tewas sudah ditemukan dan 2 sisanya masih dalam pencarian,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.
Bupati Sikka bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT telah berada di lokasi dan melakukan penanganan darurat.
Status Gunung Rokatenda masih ditetapkan Siaga oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Gunung Rokatenda meletus sejak Oktober 2012. Abu letusan tersebar dalam pulau bergantung arah angin. Gunung ini berada di Pulau Palue yang berdiameter sekitar 8 kilometer.
Saat Gunung Rokatenda berstatus siaga, masyarakat diminta tak beraktivitas dalam radius 3 km. Di Pulau Palue saat ini bermukim sekitar 10 ribu jiwa. Kondisi pulau tersebut berbahaya karena selalu terancam letusan Rokatenda. Ketersediaan air tanah sangat minim dan lahan pertanian kurang subur karena lapisan tanahnya tipis.
Akibat letusan Rokatenda, sejak Oktober 2012 sebanyak 782 kepala keluarga (2.754 jiwa) mengungsi keluar dari Pulau Palue ke Kabupaten Ende dan Sikka. BNPB telah memberikan bantuan dana siap pakai sebesar Rp14,7 miliar kepada Pemda Ende dan Pemda Sikka untuk membangun relokasi dan hunian tetap pengungsi.
Korban Rokatenda Tersapu Awan Panas Saat Tidur di Pantai
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menurunkan tim reaksi cepat yang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Timur (BPPD NTT) untuk melakukan evakuasi dan penanganan darurat bencana letusan Gunung Rokatendo di Pulau Palue NTT, Sabtu 10 Agustus 2013.
Sampai saat ini korban tewas letusan Rokatenda berjumlah enam orang. “Mereka tersapu awan panas saat sedang tidur di Pantai Punge, Desa Rokirole,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Namun dari enam korban tewas itu, 2 di antaranya – Lengga dan Pio – belum ditemukan. Mereka merupakan bocah berusia 5 dan 7 tahun. Sementara empat korban yang telah ditemukan merupakan orang dewasa.
Gunung Rokatenda terletak di Pulau Palue yang dihuni 10 ribu jiwa. Kondisi pulau ini amat berbahaya karena selalu terancam letusan Rokatenda sejak Oktober 2012. Di pulau ini, ketersediaan air tanah sangat minim dan lahan pertanian kurang subur karena lapisan tanahnya tipis.
Akibat letusan Rokatenda, sejak akhur 2012 sebanyak 782 kepala keluarga (2.754 jiwa) mengungsi keluar dari Pulau Palue ke Kabupaten Ende dan Sikka. BNPB telah memberikan bantuan dana siap pakai sebesar Rp14,7 miliar kepada Pemda Ende dan Pemda Sikka untuk membangun relokasi dan hunian tetap pengungsi. (VIVA)