Di akhir pertandingan, wasit memenangkan Alfius. Pendukung Yulianus tak terima. Mereka marah, kemudian melemparkan kursi ke arah wasit dan suporter lawan, sekitar pukul 23.00 WIT.
Pertandingan tinju itu pun berubah jadi adu jotos massal. Aksi saling pukul antar suporter tak terhindarkan.
"Suporter menyerang sesama suporter pada saat penyerahan hadiah," kata Juru Bicara Polda Papua, Kombes I Gede Sumerta Jaya, Senin 15 Juli 2013. Bupati Nabire Isayas Daud yang juga ikut menonton, dikabarkan benjut terkena lemparan kursi.
Melihat keributan yang makin tak terkendali itu, sebagian besar penonton panik dan berupaya menyelamatkan diri. Nahas, akses pintu keluar hanya satu sehingga banyak yang jatuh dan terinjak-injak.
Diduga kuat, sebagian korban tewas akibat terinjak-injak saat berupaya keluar stadion. Sebanyak 17 orang tewas dan 39 penonton lainnya luka-luka.
Warga setempat, Yohanes Dow, mengungkapkan baku hantam tak hanya terjadi di dalam GOR saja. Pendukung yang ada di luar GOR juga ikut melempari batu ke dalam sehingga membuat suasana bertambah kacau.
Polisi langsung menerjunkan tim untuk mengusut adu jotos berdarah ini. Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengungkapkan penyidik sudah memeriksa 11 saksi. "Termasuk penyelenggara. Kami belum bisa sebut nama penyelenggaranya," kata Timur.
Dari pemeriksaan para saksi itu, polisi belum menetapkan tersangka.
Evaluasi adu tinju
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto sangat menyesalkan insiden yang berujung maut ini. Dia meminta pengalaman buruk ini dijadikan pelajaran bagi para penyelenggara kegiatan apapun, terutama olahraga, untuk memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan para pengunjung.
"Sangat sedih, mereka menjadi korban karena berebutan mau keluar ruangan karena pintunya hanya satu," ujarnya.
Menurut laporan terakhir yang diterima Djoko sampai Senin siang, situasi di Nabire sudah bisa dikendalikan. Djoko mengingatkan agar izin laga tinju dievaluasi. Dia meminta Polri memeriksa apakah penyelenggara mengantungi izin keramaian, baik dari kepolisian maupun Pemda, dalam penyelenggaraan acara ini.
"Mestinya ada izin keramaian, karena ini sudah berjalan lima hari. Protes dari pendukung yang kalah, biasa. Tapi, sampai menimbulkan kerusuhan, itu kami sesali," dia menekankan.
Sementara itu Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga KRMT Roy Suryo mengatakan sudah berkomunikasi dengan beberapa pihak terkait, termasuk Pengurus Besar Persatuan Tinju Amatir (PB Pertina), soal tragedi ini. Dia menegaskan Pertina ternyata belum mendapat laporan ihwal izin penyelenggaraan Bupati Cup Isayas Daud ini.
"Sudah ada kontak dengan pihak-pihak terkait, termasuk PB Pertina dan kepolisian. Untuk komunikasi dengan Pertina, saya mendapat jawaban belum ada laporan adanya izin terkait penyelenggaraan pertandingan tersebut," papar Menpora.
Namun, Ketua PP Pertina Reza Ali mengatakan penyelenggaraan turnamen tinju amatir Bupati Cup Isayas Daud di Nabire itu sudah sesuai prosedur yang benar. Pertina, kata Reza, hanya punya wewenang untuk memberikan surat rekomendasi penyelenggaraan.
Sedangkan kuasa untuk memberikan surat izin sepenuhnya ada di Pengurus Cabang Pertina Kabupaten Nabire. Ini karena turnamen tersebut hanya mempertemukan para petinju antar sasana, yang dipersiapkan untuk menghadapi Pekan Olahraga Provinsi. "Semua kebutuhan yang harus dilengkapi sudah sesuai prosedur. Bahkan, perangkat wasit dan tim dokter pun sudah lengkap," kata Reza. (viva)