Dia menyebutkan ada dua pejabat dari dari dua kementerian tersebut yang turut serta dalam perundingan pengadaan. Pertama, Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik Kementerian BUMN Sahala Lumban Gaol yang saat pembelian tersebut menjabat Deputi Menneg BUMN Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Telekomunikasi. Selain itu ada pejabat dari Kementerian Keuangan yaitu Dirjen Kekayaan Negara Hadiyanto.
"Merpati itu urusan Depkeu dan BUMN, kita (Kemenko Perekonomian) adalah untuk urusan bilateral dagang. Mendag waktu itu yaitu Bu Mari (Mari Elka Pengestu) merupakan ketua delegasi, tapi kuncinya di Depkeu dan BUMN, Hadiyanto dan Sahala yang ke China sana untuk perundingan. Ada tim yang diketuai mereka," tegas Edy, Kamis (12/5/2011).
Edy menambahkan saat pembelian pesawat tersebut Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan dijabat oleh Sri Mulyani, sedangkan Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan dijabat oleh Anny Ratnawaty. "Yang jelas menko (perekonomian) nggak ngurusin," pungkasnya.
Namun, ketika dimintai konfirmasinya, Sahala mengaku tidak tahu-menahu mengenai pembelian pesawat yang akhirnya tersungkur di Kaimana Papua (Sabtu,7/5/2011) yang mengakibatkan korban jiwa sebanyak 25 orang.
"Ketua tim apa? nggak ada ketua tim pembelian," jawab Sahala singkat saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (11/5/2011).
Begitu pun ketika diminta konfirmasinya mengenai adanya penggelembungan dana atas pembelian pesawat buatan China itu. "Nggak tahu, siapa yang bilang itu? Saya nggak ngerti, siapa yang bilang itu," kilahnya.
Seperti diketahui, pesawat M-60 milik Merpati jatuh di Teluk Kaimana, Papua pada Sabtu (7/5/2011) lalu. Tragedi itu melebar menjadi polemik soal asal muasal pembelian China yang diduga syarat dengan kepentingan.
Sementara itu Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu sebagai salah satu pihak yang dianggap terlibat dalam negosiasi pembelian M-60 mengaku enggan berpolemik soal keterlibatan dirinya.
"Kita masih dalam suasana duka, tunggu saja sampai hasil investigasi. Jangan terlalu banyak polemik, sampai investigasi selesai," kata Mari kemarin. (nia/hen)(detikcom)