Kondisi seperti itu menjadi keprihatinan bangsa dewasa ini dan karenanya perlu diantisipasi bersama agar tidak makin berkembang dan meluas, karena dapat mengancam eksistensi dan integrasi bangsa.
Kondisi kebangsaan aktual itu menjadi topik utama dalam "Pertemuan Bakoinmas" yang diselenggarakan oleh Dinas Kominfo Kabupaten Kediri pada hari Rabu, 13 Pebruari 2013 di Hotel & Resort Bukit Daun. Acara diskusi itu menghadirkan dua narasumber yang berkompeten : Komandan KODIM 0809 dan Komandan YONIF 521 dengan mengambil tema " Partisipasi Masyarakat dalam Bela Negara"
Bupati Kediri dalam sambutannya yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kominfo, Ir. Adi Suwignyo, MSi mengemukakan keprihatinannya dengan melunturnya jiwa nasionalisme dan rasa cinta tanah air masyarakat dewasa ini. Dikemukakan bahwa situasi seperti itu berkembang sedemikian rupa, sementara pada saat yang sama kita tidak lagi memiliki sarana-sarana terstruktur yang secara khusus dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan, rasa cinta tanah air, dan bela Negara.
Bila dulu untuk membangun jiwa bangsa kita memiliki program Latsarmil untuk mahasiswa dan aparatur, Kursus-kursus Kepemimpinan dengan materi bela Negara, dan bahkan Penataran P4 untuk memelihara ideologi Pancasila. Kini kita belum memiliki lagi sarana dan metode yang terstruktur seperti itu guna membangun ideologi dan wawasan kebangsaan kita. Ini tentunya menjadi tantangan kita bersama ke depan, demikian imbuhnya.
Pada kesempatan itu Komandan KODIM 0809, Letkol Inf. Drs. Heryadi, MSi, mengajak seluruh peserta yang hadir untuk memahami kembali sejarah terbentuknya bangsa Indonesia hingga menjadi bangsa yang merdeka di tahun 1945. Digugah ingatan peserta bahwa Indonesia ini memang dibangun atas dasar perbedaan asal-usul dan perbedaan sosial budaya, namun disertai kesadaran sebagai satu bangsa.
Dengan mengingat sejarah itu diharapkan akan tumbuh rasa cinta tanah air, rasa solidaritas, senasib seperjuangan dan tumbuh jiwa patriotisme untuk membela bangsa dan Negara. Pada sisi lain diingatkan pula bahwa perbedaan-perbedaan itu berpotensi menimbulkan disintegrasi manakala dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini tidak dikelola dengan menjunjung keadilan dan kesetaraan. Karena itu diperlukan komitmen bersama oleh seluruh komponen bangsa ini, bukan hanya TNI, untuk memelihara nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika ini, menuju kesejahteraan bersama.
Senada dengan itu, Wakil Komandan Yonif 521, Mayor Inf. Deni Eka Gustiana, menyoroti permasalahan kebangsaan, khususnya perihal bela Negara, dari aspek hak dan kewajiban warga negara dalam bela negara menurut konstitusi. Dijelaskannya bahwa sesuai UUD 1945, tiap-tiap Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara, dan usaha pertahanan keamanan Negara dilaksanakan melalui Sishankamrata, dimana TNI sebagai komponen utama dan rakyat sebagai komponen pendukung.
Diuraikannya bahwa bela Negara dapat dilakukan secara fisik dengan menjadi rakyat terlatih (Ratih), dan atau secara non fisik dengan menanamkan kesadaran berbangsa dan bernegara, rasa cinta tanah air, peran serta dalam memajukan bangsa dan Negara, kesadaran dan kepatuhan terhadap hukum, dan pembekalan mental spiritual dalam menghadapi pengaruh nilai budaya asing.
Pertemuan Bakoinmas yang dihadiri oleh kurang lebih 100 orang dari unsur Satker Pemkab, Instansi Vertikal, Kecamatan, dan Juru Kominfo itu ditutup dengan sebuah komitmen bersama untuk terus mengambil peran serta dalam upaya membangun nasionalisme, patriotisme, dan rasa cinta tanah air sebagai perwujudan bela Negara, dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. (ADV)