Bojonegoro - Sempat dihentikan untuk sementara karena sudah malam, akhirnya tim SAR gabungan memilih untuk tetap begadang hingga pagi.

Ada 10 perahu yang sejak siang beroperasi, saat ini dibagi untuk bergantian berjaga. Selain itu, sekitar 100 anggota dari berbagai satuan dan kelompok, juga dipecah.

Informasi yang dihimpun beritajatim.com di lapangan, Selasa (3/5/2011) menjelaskan, jika pada pukul 16.00 WIB, tim SAR sebenarnya sudah menghentikan pencarian.

Selain kondisi sudah mulai gelap, gerimis juga tengah turun. Minimnya pencahayaan menjadi faktor, kenapa tim takut melanjutkan pencarian pada malah hari. Tetapi tiga jenazah yang keluar dalam waktu yang tidak lama, memaksa tim SAR harus kerja ekstra keras.

"Bagaimana lagi, ini sudah tugas kami demi misi kemanusiaan," kata salah seorang anggota SAR dari Kabupaten Tuban, Edi Toyyibi.

Dijelaskan, jika tim dibagi menjadi beberapa kelompok untuk tetap bersiaga penuh. Khususnya mereka yang melihat kondisi benda yang mengapung di Bengawan Solo melalui du jembatan besar.

Dua jembatan yang dimaksud adalah Jembatan Kaliketek di sebelah barat dan Jembatan Glendeng. Kedua jembatan tersebut sangat tepat untuk melihat benda apa saya yang melintas. "Semuanya tetap berjalan, walaupun kondisi cuaca kurang mendukung," lanjutnya.

Hingga kini masih ada 5 korban yang ditengarai masih berada di Bengawan Solo. Di antaranya adalah Diana Octaviani, Sri Parti, Darsini, dan Fety May Nurhidayah, keempatnya warga Desa Padang, Kecamatan Trucuk dan satu korban lagi bernama Aris Ketut (31) asal Wates, Kediri.

Seperti diketahui, tiga jenazah yang ditemukan sejak pukul 18.00 WIB adalah Nurin Nikmah, Nurul Wijayanti dan Agus Supriyanto atau yang sebelumnya sempat tertulis Agus Supriyadi. [dul/wir](beritajatim.com)