"Dia melakukan serangkaian teror karena melindungi sesama Muslim yang sebelumnya disakiti oleh Amerika. Dalam prespektif Islam, kematiannya bisa disebut syahid," kata Gus War, sapaan akrab KH Anwar Iskandar kepada wartawan melalui sambungan telepon, Selasa (3/5/2011).
Meski menganggap Osama bin Laden mati secara syahid, Gus War tetap tidak membenarkan cara-cara berjuang yang dilakukan lelaki asal Arab Saudi tersebut. Osama dianggap menyalahi adab berperang yang telah diajarkan Rasulullah, karena tak jarang juga mengakibatkan kematian sesama Muslim serta tak melindungi wanita dan anak-anak.
"Caranya memang salah. Tapi karena niatnya membantu sesama Muslim, bagi saya dia tetap mati syahid," tegas mantan mantan mustasyar PCNU Kota Kediri ini.
Tentang keputusan Amerika memakamkan Osama bin Laden dengan membuang jasadnya ke perairan di Laut Arab Utara, Gus War dengan tegas mengutuk. Menurutnya, seluruh kesalahan yang dilakukan Osama melalui teror yang dimunculkannya sudah terputus bersamaan dengan kematiannya, sehingga tak pemakamannya tetap harus dilakukan sesuai dengan tata cara Islam.
"Kalau ada yang menganggap Amerika membuang jenazah Osama ke laut karena benci, itu ada benarnya. Tak selayaknya jenazah Osama dibuang ke laut," tandas Gus War.
Sebelumnya, setelah berhasil disergap dan terbunuh dalam sebuah operasi militer, jenazah Osama dibawa kapal USS Carl Vinson dan dibuang di perairan Laut Utara Arab. Seorang pejabat Dephan Amerika Serikat beralasan, negerinya melakukan hal tersebut dengan kesimpulan tak ada negara yang bersedia menerima dan memakamkan jenazah Osama bin Laden.
Pemakaman jenazah Osama bin Laden dengan cara dibuang ke laut juga diakui sudah dilakukan sesuai prosedur Islam, termasuk dengan memandikannya terlebih dahulu. Ini seperti terlansir dalam kolom Lynn Sweet, yang secara detail juga mencantumkan pernyataan pejabat Dephan Amerika Serikat tersebut.
"Traditional procedures for Islamic burial were followed. The deceased's body was washed and then placed in a white sheet. The body was placed in a weighted bag, a military officer read prepared religious remarks, which were translated into Arabic by a native speaker. After the words were complete, the body was placed on a prepared flat board, tipped up, whereupon the deceased body eased into the sea. (Prosedur tradisional pemakaman secara Islam sudah dikuti. Jasad dimandikan dan ditempatkan di kain putih. Jasad ditempatkan di kantong dengan pemberat, kemudian personel militer membacakan doa, yang diterjemahkan ke bahasa Arab oleh penutur asli. Setelah doa dibacakan, jasad ditempatkan di papan datar, dimiringkan, dan didorong ke laut)," tulis Lynn Sweet. (bdh/bdh)(detikSurabaya)