Tepat pukul 14.00 WIB peti jenazah dalang wayang kulit Gagrag Ngayogyakarta Hadiningrat itu diberangkatkan dari rumah duka. Diiringi oleh keluarga besar, para seniman, serta masyarakat Bantul, jenazah Ki Timbul menuju peristirahatan terakhir yang berjarak kurang dari satu kilometer dari rumah duka.
Salah seorang putra dari Almarhum Ki Timbul, Kosidi, menuturkan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, dalang kesohor itu menjalani perawatan di rumah sakit mulai tanggal 27 April hingga 30 April. Namun, Ki Timbul meminta dibawa pulang dan dirawat di rumah. "Bapak saya minta untuk dibawa pulang ke rumah dan tidak ingin meninggal di rumah sakit," kata Kosidi, Selasa, 10 Mei 2011.
Menurutnya, Ki Timbul menderita sakit paru-paru dan sakit tua lainnya. "Meski sedang sakit namun Bapak masih tetap beraktivitas, meski sangat terbatas. Sebelum akhirnya dibawa ke rumah sakit dan dibawa kembali ke rumah,"kata dia.
Menurut Kosidi, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Ki Timbul meninggalkan pesan kepada anak dan cucunya. "Bapak berpesan agar hidup prasojo dan tidak neko-neko," kata dia.
Ki Timbul meninggalkan seorang istri, 14 anak, 19 cucu, dan 5 buyut.
Dalam pemakaman itu, hadir pula juru kunci merapi, Asih. Dia mengenal sosok Ki Timbul sebagai orang yang sangat dekat dengan bapaknya, Mbah Mardijan, dan juga Gus Dur. "Ki Timbul sangat dekat dengan almarhum Bapak. Bahkan, almarhum bapak saya sering bersilaturahmi ke kediaman almarhum Ki Timbul," ujarnya. (VIVAnews)