Saat ini Polda Sumatera Utara menetapkan status siaga satu, dan mengerahkan sejumlah pasukan memburu napi yang kabur. "Kapolda Sumatera Utara memimpin operasi pencarian," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie, Kamis 11 Juli 2013 malam.
Ia mengatakan Polda telah menggelar pasukan, antara lain dari pasukan pengamanan Polda Sumut, Polresta Medan, Polres Belawan, Polres Langkat dan Polres lain. Kekuatan personel itu dikerahkan untuk membantu pengamanan napi yang tersisa agar tidak kabur dari lapas. "Selain itu pasukan mendampingi petugas pemadam kebakaran yang mendapat serangan saat upaya pemadaman," katanya.
Solanya, upaya pemadaman api yang dilakukan petugas mendapat sambutan sengit dari para napi yang bertahan di dalam. Petugas diserang, termasuk menggunakan tabung gas.
Sedangkan untuk pengejaran napi yang kabur, pasukan dari Satbrimobda, Sabhara, Reserse, Intelkam, Binmas juga pasukan Polres Medan, Langkat dan Belawan telah diturunkan untuk menyisir sejumlah kawasan. "Kita juga sudah minta bantuan dari pihak TNI untuk pengamanan dan pengejaran," ujarnya.
Para napi yang masih berada di sekitar lapas saat ini diamankan di sekitar Lapas. "Sedangkan mereka yang melarikan diri, dan berhasil ditangkap saat ini diamankan di Polres Langakat dan Belawan," katanya.
Ronny belum bisa mengatakan berapa jumlah napi yang berhasil ditahan. Pasukan disebar di perbatasan antara provinsi seperti Aceh, dan Sumatera Barat. Ratusan anggota Polisi diperintahkan melakukan sterilisasi di kawasan Lapas Tanjung Gusta, dan kota Medan.
Bersenjatakan Tabung Gas, Napi Lapas Tanjung Gusta Lawan Polisi
Situasi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjung Gusta Medan semakin memanas setelah sebelumnya terjadi kerusuhan dan pembakaran. Terdengar ledakan berkali-kali dari dalam lapas, tempat para napi melakukan perlawanan pada ratusan aparat di luar.
Menurut pemantauan di lapangan yang terjebak di pintu masuk lapas, perlawanan napi semakin sengit terhadap sekitar 500 personil gabungan TNI-Polri. Napi melempari polisi dengan batu dan apapun yang mereka temui di dalam lapas.
Di dalam, terdengar ledakan berkali-kali, berasal dari tabung gas yang terbakar. Bersenjatakan tabung gas ini, napi menciptakan api besar, membuat kebakaran semakin meluas. Sudah satu jam napi melakukan perlawanan terhadap petugas.
Ratusan pasukan anti huru-hara bersenjatakan laras panjang terlihat masih bertahan, dan belum mendapat perintah serbu. Mereka masih berada di luar lapas berusaha menghindari lemparan benda-benda, sementara pasukan pemadam kebakaran berjuang memadamkan api dari dekat. Sebelumnya, para pemadam ini juga mengaku jadi sasaran lemparan napi.
Peristiwa ini dipicu oleh kemarahan napi setelah air dan listrik mati sedari subuh. Sore tadi, pembakaran terjadi. Pantauan VIVAnews, awalnya api besar berasal dari arah pintu utama, namun merembet ke sebelah kanan lapas.
Akibat peristiwa ini, sebanyak 200 orang napi dilaporkan kabur. Sebanyak 15 di antaranya adalah napi kasus terorisme.
Lapas Tanjung Gusta Kelebihan Napi Hingga 200 Persen
Bentrokan terus memanas antara napi dan aparat di Lapas Klas I Tanjung Gusta, Medan Sumatra Utara. Selain dipicu oleh listrik dan air yang mati sedari subuh, kerusuhan juga diduga akibat padatnya jumlah napi di lapas itu.
Wakil Menteri Hukum dan HAM Deny Indrayana saat dihubungi TVOne, Kamis 11 Juli 2013, mengatakan bahwa lapas tersebut kelebihan tahanan hingga 247 persen. Lapas yang seharusnya hanya dihuni 1.500 orang, tapi disesaki oleh 2.600 warga binaan.
"Mereka terdiri dari 2.594 napi dan 6 orang tahanan. Kapasitas yang berlebih ini menjadi tambahan terhadap faktor keamanan dan ketertiban," kata Deny.
Sementara itu situasi terus tegang saat napi menolak menyerah dan terus menyerang petugas. Aparat yang terdiri dari 500 personel gabungan TNI-Polri mulai melakukan serangan dengan menembakkan gas air mata.
Namun bukannya gentar, para napi malah menantang. Mereka malah melakukan serangan dengan lemparan batu dan membakar lapas. Sebanyak 200 napi berhasil kabur, 15 di antaranya adalah napi kasus terorisme.
Dilaporkan puluhan napi yang kabur berhasil tertangkap, namun jumlahnya masih belum dipastikan. Deny meminta para napi yang kabur untuk menyerahkan. "Lebih baik menyerahkan diri, mari sama-sama kita menjalankan ibadah puasa dengan baik," (viva)