
Lebak – Setelah sempat dinonaktifkan dan dilaporkan ke polisi karena menegur siswa yang merokok di lingkungan sekolah, Kepala SMAN 1 Cimarga, Lebak, Banten, Dini Pitria, kini menuai akhir yang indah.
Tidak hanya kasusnya berakhir damai, Dini juga mendapat hadiah umrah gratis dari Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Shafa Depok, Haji Ahmad Rifky atau yang akrab disapa Ustaz Lancip.
Hadiah tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas ketegasan dan dedikasi Dini dalam menegakkan kedisiplinan di sekolah.
Mengapa Dini Pitria Mendapat Hadiah Umrah?
Pimpinan Ponpes Daarul Shafa, Haji Ahmad Rifky, membenarkan bahwa pihaknya memberikan hadiah umrah gratis untuk Dini Pitria.
“Insyaallah benar kita memberikan hadiah umrah kepada Ibu Dini,” ujar Ahmad, Sabtu (18/10/2025).
Ia mengaku telah menghubungi langsung Dini untuk menyampaikan niat tersebut dan berencana datang ke kediamannya di Rangkasbitung, Lebak, pada Minggu (19/10/2025) siang untuk menyerahkan perlengkapan umrah serta membahas teknis keberangkatan.
Menurut Ahmad, hadiah tersebut merupakan bentuk penghargaan bagi sosok guru yang berani dan berintegritas.
“Itu spontan aja sebenarnya. Karena kita ingin memberikan hadiah terbaik buat seorang guru dan memotivasi para guru lainnya,” katanya.
Ahmad menjelaskan bahwa program umrah gratis memang rutin dilakukan setiap tahun oleh Ponpes Daarul Shafa. Namun, untuk Dini, keputusan ini dilakukan secara khusus dan spontan.
“Biasanya kita berikan kepada tokoh pendidikan atau ulama. Tapi untuk Bu Dini ini khusus, karena kami tergerak melihat ketegasannya,” ucapnya.
Seluruh biaya umrah, mulai dari tiket, akomodasi, hingga pembuatan paspor, akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak pesantren.
“All in semua kita kasih. Bahkan paspor juga nanti kita bikinkan gratis. Jadi tinggal berangkat,” ujarnya.
Apresiasi untuk Ketegasan Guru
Tindakan Dini yang menegur siswa pelanggar aturan sekolah dinilai harus diapresiasi, bukan dilaporkan. Ahmad menegaskan bahwa ketegasan guru tidak dapat disamakan dengan kekerasan, karena merupakan bagian dari proses pendidikan.
“Lucu kalau seorang kepala sekolah menegakkan disiplin malah dilaporkan. Padahal niatnya menjaga lingkungan sekolah dari rokok, narkoba, dan hal negatif lain,” ujar Ahmad.
Ia menilai kasus yang dialami Dini mencerminkan lemahnya penghargaan terhadap guru di Indonesia. Ahmad berharap peristiwa ini menjadi refleksi agar orangtua tidak mudah menyalahkan guru ketika anaknya ditegur.
“Sekarang kalau dinasehatin sama guru, pulang ngadu ke orangtua, malah gurunya yang disalahkan. Ini harus diubah,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa setiap ujian yang menimpa seseorang selalu membawa hikmah.
“Di balik semua ujian pasti ada hikmahnya. Apalagi untuk guru yang memang sedang berjuang menjaga nilai-nilai pendidikan,” tambahnya.
Rencananya, Dini akan berangkat umrah setelah musim haji tahun depan, sekitar Juli 2026, meski tidak menutup kemungkinan jadwalnya dimajukan.
Bagaimana Kasus Ini Berakhir Damai?
Kasus yang menimpa Kepala SMAN 1 Cimarga sebelumnya mencuat setelah Dini dilaporkan oleh orangtua siswa karena diduga menampar murid yang merokok di sekolah.
Laporan tersebut sempat membuat Pemerintah Provinsi Banten menonaktifkan Dini dari jabatannya. Namun, pada Kamis (16/10/2025), kasus itu resmi berakhir damai.
Pertemuan mediasi antara Dini dan orangtua siswa, Tri Indah Alesti, berlangsung di SMAN 1 Cimarga dan disaksikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Banten, Sekda Lebak, serta perwakilan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Dalam suasana haru, keduanya saling memaafkan dan berpelukan.
“Saya meminta maaf karena perilaku anak saya, dan saya akan membuat dia lebih baik,” ujar Indah.
Dini pun merasa lega setelah proses perdamaian itu.
“Alhamdulillah, sudah maaf-maafan, tinggal membuka lembaran baru,” katanya.
Sekda Banten, Deden Apriandhi, memastikan laporan kepolisian yang sempat dibuat orangtua siswa sudah dicabut.
“Alhamdulillah kedua pihak sudah memaafkan. Kasus ini selesai dengan damai,” ujarnya. Ia juga menegaskan kegiatan belajar mengajar di SMAN 1 Cimarga kini berjalan kondusif dan tidak terganggu oleh kasus tersebut.
Usai penyelesaian kasus, Dini Pitria resmi kembali aktif sebagai Kepala SMAN 1 Cimarga. Pemerintah Provinsi Banten memastikan status nonaktif Dini telah dicabut setelah mediasi dan pencabutan laporan.
Sekda Banten menyebut keputusan ini diambil agar kegiatan sekolah dapat berjalan normal tanpa gangguan.
“Ibu Dini kembali menjalankan tugasnya seperti biasa. Semuanya sudah baik, tidak ada masalah,” kata Deden.
Bagi Dini sendiri, kejadian ini menjadi pelajaran berharga dalam perjalanan kariernya sebagai pendidik. Ia mengaku ingin fokus kembali mendidik siswa dengan pendekatan yang lebih komunikatif tanpa mengurangi kedisiplinan.
“Insyaallah saya belajar dari pengalaman ini. Yang penting tetap semangat mendidik dan menjaga nama baik sekolah,” ujarnya. (kompas)