Foto: Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dan Ketua Dekranasda Kabupaten Kediri Eriani Annisa Hanindhito. (dok. Pemkab Kediri).

Kediri – majalahbuser.com, Sebagai salah satu kabupaten tertua di Indonesia yang memiliki sebutan Bumi Panjalu, Kabupaten Kediri merupakan daerah yang memiliki wastra batik dengan beragam motif khas. Seperti gringsing, lidah api, padma, tunjung, maupun panji yang menguatkan entitas kabupaten dengan tagline Kediri Berbudaya ini.

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana selama kepemimpinannya terus mendorong pelestarian batik sebagai kekayaan khas. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memajuan batik Kediri. Selain mematenkan motif batik, setiap tahunnya juga diadakan event Kediri Fashion Batik Festival (KFBF) untuk mempromosikan keindahan batik Kediri secara luas.

Dukungan pemerintah daerah ini juga memacu semangat para pelaku industri kreatif, mulai perajin batik, desainer hingga penjahit lokal untuk menyuguhkan keindahan batik dalam pakaian yang fashionable dan berkelas.

Bertepatan dengan hari batik nasional 2025, Mas Dhito, sapaan akrab bupati Kediri berharap para pelaku industri kreatif dapat menjaga keindahan kekayaan batik Kediri secara utuh.

“Terutama bagi para perajin batik dan penjahit harus bisa menjaga kualitas, mutu dari motif batik tersebut, karena batik itu kalau dijahit pasti harus nyambung gambarnya,” pesan Mas Dhito, Kamis (2/10).

Suami dari Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Kediri Eriani Annisa Hanindhito itu optimis batik Kediri dapat berkembang dan dikenal ke pasar nasional. Terlebih dalam dunia fashion saat ini, batik tak hanya dikenakan orang tua namun juga anak-anak.

Batik juga tak lagi hanya dipakai sebagai pakaian pada acara resmi tapi telah berkembang menjadi gaya hidup modern dengan desain yang lebih beragam dan inovatif.

Dengan keanekaragaman motif yang dimiliki, Mas Dhito berharap batik Kediri dapat menjadi salah satu ikon yang dicari orang. Batik akan menjadi buah tangan bagi siapa saja yang datang dan berkunjung ke Kabupaten Kediri.

“Saya punya harapan, proses demi proses telah kita jalani, inovasi demi inovasi kita jalani untuk apa, mencari sebuah ikon kalau orang datang ke Kediri saya harus cari batik,” ungkapnya.

Harapan itu selaras dengan para perajin batik di Kabupaten Kediri. Salah satu perajin batik asal Kecamatan Pare, Rifki berharap makin banyak generasi muda mencintai batik Indonesia dari berbagai macam daerah khususnya Kediri yang memiliki motif unik dan bernilai historis. (adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer