MAJALAHBUSER.com – Pola makan yang sehat, berolahraga, dan menjaga pikiran dianggap penting untuk menjalani hari-hari tua dengan sehat. Namun ternyata, kehidupan seks yang memuaskan juga sama pentingnya.
Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal The Gerontologist melacak hubungan antara fungsi ereksi, kepuasan seksual, dan kognisi pada lebih dari 800 pria seiring bertambahnya usia mereka.
Hasilnya, penurunan kepuasan seksual dan fungsi ereksi terkait dengan penurunan ingatan di masa tua.
Para peneliti menggunakan data dari pria yang berpartisipasi dalam Vietnam Era Twin Study of Aging, studi longitudinal (jangka panjang) tentang risiko dan faktor perlindungan terhadap penuaan kognitif dan otak.
Selama periode 12 tahun, peserta menjalani tes ingatan dan kecepatan pemrosesan untuk mengukur perubahan kognitif (dari usia 56-68 tahun).
Penilaian diri International Index of Erectile Function digunakan untuk mengukur fungsi ereksi dan kepuasan seksual.
Studi ini meneliti perubahan memori dan fungsi seksual seiring waktu.
Tyler Bell, PhD, sarjana pascadoktoral di University of California San Diego dan salah satu penulis studi menyebut perlunya penelitian lebih lanjut untuk menemukan alasan terkait korelasi antara perubahan memori dan fungsi seksual.
Hal itu apakah berkaitan dengan penurunan pembuluh darah kecil, kualitas hidup, atau persepsi diri.
“Fakta yang menarik adalah hubungan ini tetap ada bahkan setelah memperhitungkan kondisi kardiovaskular, hipertensi, dan faktor risiko lain yang sudah diketahui menyebabkan penurunan kognitif,” ungkap Bell.
Temuan studi ini penting karena pria sering mengaitkan fungsi ereksi dengan kesehatan secara keseluruhan, kata Paurush Babbar, MD, ahli urologi di The Urology Group di Cincinnati, Ohio, AS.
“Terkadang, pria tidak akan datang ke dokter jika mereka mengalami nyeri dada atau keluarga melihat mereka semakin pelupa.”
“Namun biasanya penurunan kemampuan seksual dapat mendorong pasien untuk mengunjungi dokter,” jelasnya.
Inilah yang sebaiknya diketahui tentang hubungan antara kesehatan seksual dan kesehatan fisik saat menua, dan kapan harus membicarakan masalah seksual dengan dokter.
Hubungan antara kesehatan seksual dan kesehatan secara umum
Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti usia, tekanan darah tinggi, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik secara umum.
Faktor-faktor ini dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik, hubungan interpersonal, serta harga diri seseorang.
Perlu diketahui, fungsi ereksi juga bisa menjadi tanda peringatan adanya penyakit kardiovaskular.
Pria yang mengalami disfungsi ereksi berisiko lebih tinggi terkena serangan jantung, stroke, atau masalah sirkulasi pada kaki, menurut Urology Care Foundation.
“Prinsip dasar di balik hubungan ini adalah aliran darah –arteri yang menyuplai darah ke penis, otak, dan jantung– memiliki diameter yang sangat kecil,” tutur Babbar.
“Disfungsi ereksi terjadi ketika aliran darah ke penis terganggu.”
Selain itu, penumpukan plak di otak juga dapat menghambat aliran darah, yang dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif dan demensia.
Kepuasan seksual dan risiko demensia
Kualitas hidup dan kepuasan dalam hidup merupakan prediktor kuat dari fungsi kognitif, seperti yang dijelaskan Bell.
“Kepuasan seksual adalah salah satu aspek dari kepuasan hidup,” ujar dia.
Sebuah studi pada 2016 menemukan, ketika orang-orang memberi nilai kepuasan hidup mereka satu poin lebih tinggi, hal itu terkait dengan risiko demensia 28 persen lebih rendah lima tahun kemudian.
Aspek gaya hidup, seperti konsumsi alkohol, obesitas, merokok, depresi, isolasi sosial, dan tidak aktif secara fisik memengaruhi kualitas hidup dan dianggap sebagai faktor risiko demensia.
Beberapa faktor ini juga dapat memengaruhi fungsi ereksi dan kepuasan seksual.
“Kita semua dapat bekerja untuk mengubah faktor-faktor ini sekarang dan menggunakan kepuasan hidup kita sebagai pengukur di mana kita berada dengan faktor risiko demensia kita,” kata Bell.
Ia menambahkan bahwa mengabaikan kesehatan seksual saat menua dapat berdampak negatif pada ingatan kita.
Sementara menurut Babbar, ketika kita mengalami masalah seksual, hal tersebut cenderung menyebabkan tekanan psikologis dan rasa malu. Stres kronis dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia.
Tips memperbaiki kesehatan dan kepuasan seksual
Meningkatkan kepuasan seksual dapat membantu mengurangi risiko kehilangan memori di kemudian hari, menurut Riki Slayday, MS, mahasiswa doktoral di Penn State University dan salah satu penulis utama studi.
“Perubahan dalam kesehatan seksual dapat menjadi tanda yang mengingatkan kita untuk berhenti sejenak dan mengevaluasi kesehatan fisik dan mental kita,” katanya.
“Hal ini menjadi lebih mengkhawatirkan jika disertai masalah memori yang muncul, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter.”
Mendeteksi dini masalah ereksi dan masalah kognitif bisa membantu mencegah komplikasi serius di masa depan.
Sayangnya, pria cenderung merasa malu mengungkapkan masalah disfungsi ereksi dan masalah seksual, kata Babbar.
Namun, ia menekankan sekitar 40 persen pria di atas usia 40 tahun akan mengalami beberapa bentuk disfungsi ereksi.
“Hal ini sangat umum terjadi, dan seringkali merupakan bagian dari penuaan,” terangnya.
“Saya selalu mengatakan kepada pasien, kita tidak memilih untuk mengalami disfungsi ereksi, tetapi kita bisa mencari pengobatan.”
Pengobatan yang dia maksud meliputi pengecekan riwayat kesehatan secara menyeluruh, mengevaluasi faktor stres dalam hidup, serta memeriksa kadar testosteron.
Tergantung pada kondisi setiap individu, dokter mungkin meresepkan obat seperti Viagra atau Cialis, yang meningkatkan aliran darah ke penis. Pilihan lainnya termasuk penggunaan alat vakum atau implan penis. (kompas)