Puluhan siswa SD dan SMP di OKI yang diduga keracunan menu MBG dirawat di puskesmas (Foto: Istimewa)

Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belakangan menuai perhatian publik setelah rangkaian kasus keracunan massal terjadi di sejumlah daerah. Sejak akhir Agustus hingga pertengahan September 2025, ratusan siswa dari berbagai jenjang pendidikan dilaporkan sakit usai memakan hidangan MBG.

Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSSPG) Universitas Gadjah Mada (UGM), Sri Raharjo, bahkan menilai peristiwa ini sebagai kegagalan sistemik.

“Kasus ini memperlihatkan adanya kegagalan dalam proses penyiapan, pengolahan, maupun distribusi makanan,” ujar Sri Raharjo, Jumat, 29 Agustus 2025.

Berikut rangkuman kasus keracunan MBG di berbagai provinsi sebulan terakhir, mulai dari Provinsi Lampung, Jawa Tengah, hingga kasus terbesar di Bengkulu.

1. Ratusan siswa di Bandar Lampung keracunan

Kasus keracunan dalam sebulan terakhir ditemukan pertama kali di Bandar Lampung, ratusan siswa jadi korban. Sekolah berlokasi di SDN 2 Sukabumi dan SMPN 31 Campang Raya, keduanya terjadi pada akhir Agustus 2025. Tiga siswa bahkan harus dirawat intensif di Rumah Sakit Urip Sumoharjo.

Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela, menegaskan agar kabupaten atau kota segera memperkuat pengawasan pangan.

“Pemerintah Provinsi Lampung menekankan agar setiap kabupaten serta kota segera memperkuat pengawasan pangan mulai dari distribusi, proses penyajian, higienitas, hingga rantai penyimpanan bahan baku,” ujar Jihan, dikutip dari ANTARA, Selasa (16/9/2025).

2. Sebanyak 80 siswa di Kabupaten OKI mengalami gejala keracunan

Sementara di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), sebanyak 80 siswa dari SDN 5 Pedamaran dan SMPN 1 Pedamaran mengalami gejala keracunan pada Rabu, 3 September 2025.

“Kami mendapati keluhan utama seperti sakit perut, mual, muntah, dan sakit kepala. Sebagian besar siswa kini sudah menunjukkan tanda-tanda membaik meskipun ada beberapa yang masih menjalani perawatan di Puskesmas,” jelas Asmar, pejabat Pemerintah Kabupaten OKI.

Masih di hari yang sama, Asmar bersama Tim Satgas MBG, Kapolsek Pedamaran, dan tim kesehatan lainnya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dapur penyedia MBG di Desa Menang Raya.

“Kami serius melakukan pemantauan agar kejadian serupa tidak terulang,” ujar Ketua Satgas MBG, M. Lubis.

3. Sebanyak 105 siswa SD di Klaten dan 110 siswa di Wonogiri

Selain itu, Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu daerah dengan kasus keracunan yang cukup banyak. Sebanyak 105 siswa SD di Klaten keracunan MBG karena dapur SPPG diketahui memasak dengan cara dicicil setengah matang. Kasus ini dilaporkan pada Rabu, 10 September 2025.

Kemudian, sebanyak 110 siswa SMAN 2 Wonogiri mengalami mual, muntah, hingga diare. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 2 Wonogiri, Widodo, menyatakan bahwa anak-anak tersebut mengalami diare dan muntah pada Kamis malam, 11 September 2025 hingga Jumat, 12 September 2025.

“Jumlah siswa yang izin tak masuk diduga mengalami keracunan 110, satu di antaranya dirawat di rumah sakit,” ujarnya.

Sekretaris Tim Percepatan MBG Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko, mengatakan akar masalah keracunan ada di dapur. Proses masak dicicil memicu risiko kontaminasi.

“Proses masak jangan dicicil. Kalau dicicil kan risiko kontaminasi. Yang jadi masalah itu kan di tahap masak dan kebersihan,” ujarnya.

4. Kasus keracunan juga terjadi di Jawa Barat dan Jawa Timur

Ada pun kasus keracunan di Jawa Barat yang terjadi pada Kamis, 4 September 2025, menimpa 9 siswa MTs Islamiyah Cianjur. Mereka mengalami mual, muntah, dan pusing setelah menyantap MBG.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, Made Setiawan, mengatakan timnya sudah mengambil sampel makanan untuk diuji laboratorium.

Kasus serupa terjadi di Situbondo, Jawa Timur, sekitar 230 siswa SMAN 1 Panji dilaporkan diare usai memakan MBG. Humas sekolah, Dwi Prasetyo Budi, menyatakan sejak Rabu sudah banyak siswa yang izin tidak sekolah karena diare.

“Sejak Rabu kemarin sudah banyak yang izin tidak masuk sekolah karena diare,” katanya.

Humas SMA Negeri 1 Panji, Dwi Prasetyo Budi, menyatakan telah mendatangi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk mengecek MBG agar kejadian seperti ini tidak terulang.

5. Sebanyak 446 siswa keracunan di Lebong jadi kasus terbesar

Kasus terbesar terjadi di Kabupaten Lebong, Bengkulu, sejak 27 hingga 28 Agustus 2025, menimpa 446 siswa SD, SMP, hingga MTS. Kapolda Bengkulu, Irjen Pol Mardiono, akan melakukan investigasi dari dapur hingga distribusi MBG.

“Setelah ini kita akan melakukan investigasi mulai dari dapur, cara penyajian hingga penyaluran makanan,” katanya.

Kepala Loka POM Rejang Lebong, Pupa Feshirawan, menjelaskan kondisi dapur MBG daerah itu sudah memenuhi standar, namun masih dalam keadaan terbuka. Hal tersebut memungkinkan bahan baku makanan terkontaminasi bakteri dan lainnya.

Selain itu, Pemprov Bengkulu pun langsung menutup dapur penyedia MBG yang diduga jadi sumber keracunan.

“Untuk sementara, pengelola dapur MBG ini dihentikan dan diinvestigasi dulu,” ujar Wakil Gubernur (Wagub) Bengkulu Mian. (idntimes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer