Mamuju – Muhammad Amin, nasabah Bank BRI Cabang Mamuju, Sulawesi Barat, mengaku kehilangan saldo tabungan sebesar Rp 202 juta. Uang ratusan juta ini hilang pada Sabtu (13/5/2023) lalu.
Amin sadar telah kehilangan uangnya setelah melihat pemberitahuan transaksi penarikan melalui SMS Banking di ponselnya sebanyak 3 kali dalam selang 9 menit.
Sebelum kehilangan uang, Amin mengaku mengalami rentetan peristiwa aneh. Awalnya dia pesan berupa undangan digital melalui Whatsapp dari nomor tak dikenal.
Amin mengaku mengabaikan pesan itu. Namun pesan undangan itu terus dikirim berkali-kali. Akhirnya, Amin mengira kalau undangan itu dari temannya. Amin pun mengeklik undangan digital itu.
“(Tapi) saya belum tahu kalau Hp saya disitu (di-remote), nanti saya sadar (ditipu) setelah kehilangan uang,” ujar Amin, Jumat (19/5/2023).
Setelah mengeklik undangan pernikahan digital itu, dia berkali-kali menerima SMS berupa permintaan kode On Time Password (OTP) untuk aplikasi BRImo. Namun dia mengabaikan pesan tersebut karena yakin bahwa SMS itu adalah upaya penipuan.
Amin juga masih bisa menggunakan aplikasi BRImo untuk mengirimkan uang ke anaknya pada Rabu (10/5/2023) lalu. Masalah terjadi ketika Amin tidak bisa lagi mengakses akun BRImo-nya pada Jumat (12/5/2023).
Amin pun segera ke kantor Bank BRI Cabang Mamuju untuk melaporkan hal ini. Sesampainya di sana, Amin kembali mengaktifkan akun BRImo yang sebelumnya tidak bisa diakses dengan bantuan pegawai customer service (CS) BRI.
Setelah mengisi data, Amin kembali mendapatkan pesan OTP. Karena ragu pesan ini tidak resmi, Amin menanyakannya kepada pegawai CS.
Pegawai CS itu kemudian mengatakan bahwa pesan itu resmi dari Bank BRI. Pegawai CS itu kemudian mengambil ponsel Amin dan mengeklik pesan permintaan OTP itu.
“Tapi disitu tidak ada keluar kode OTP. Saya cek email saya tapi tidak ada yang masuk. Jadi saya bilang nanti saya cek email (melalui) laptop di rumah,” ujar Amin.
Namun saat mengecek di laptop, Amin tak bisa mengakses email miliknya. Ketika Sabtu (13/5/2023) pagi, dia mengecek saldonya di ATM BRI hanya tersisa Rp 53.000.
Tidak lama berselang, Amin juga menerima notifikasi transaksi melalui SMS sebanyak 3 kali yang berisi ada penarikan sebanyak 3 kali.
Amin akhirnya sadar bahwa ponselnya diretas saat diberitahu koleganya yang bekerja di bank. Menurut koleganya tersebut raibnya saldo tabungannya itu karena telah mengeklik pesan undangan digital dari orang tak dikenal sebelumnya.
Namun Amin yakin bahwa uang di rekeningnya hilang setelah CS BRI mengeklik pesan permintaan OTP di ponselnya.
“Yang jadi persoalan, itu kode OTP bukan saya kasi kan. Saya kan belum tahu di situ (waktu bertemu CS). Saya bertanya apa ini yang masuk. Seandainya saya tahu kan saya langsung suruh blokir rekening. Jadi di situ kelalaiannya (pegawai BRI),” kata Amin.
Amin mengaku sudah bertemu dengan pimpinan cabang Bank BRI Mamuju. Saat bertemu, pimpinan bank mengaku sudah melakukan investigasi dan menyatakan Amin menjadi korban penipuan.
Pihak bank, kata Amin, tidak akan mengganti uang ratusan juta yang hilang itu. Namun Amin tetap ngotot bahwa kehilangan tabungannya ini dari kelalaian pihak bank. Amin pun memilih melaporkan hal ini ke kepolisian.
“Tadi pagi saya sudah ke Polda Sulbar berkonsultasi dan dia menyarankan untuk membawa saksi untuk melaporkan kelalaian ini,” ujar Amin.
Pihak Bank BRI melalui pimpinan cabang BRI Mamuju Octarez Abi Ibrahim telah mengeluarkan pernyataan resmi mengenai kasus kehilangan uang ratusan juta rupiah itu.
Dalam keterangan tersebut, pihak Bank mengaku telah melakukan investigasi yang hasilnya menyatakan bahwa Amin merupakan korban tindak kejahatan penipuan online atau social engineering.
“Yang bersangkutan menginformasikan data transaksi perbankan (PIN & Password) yang bersifat pribadi dan rahasia pada pihak yang tidak bertanggung jawab baik melalui digital atau phone scam sehingga transaksi dapat berjalan dengan sukses,” ujar Abi.
Abi mengatakan bahwa pihak Bank hanya akan melakukan penggantian kerugian kepada nasabah apabila kelalaian diakibatkan oleh sistem perbankan.
Dia pun mengimbau agar nasabah lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal maupun mengakses aplikasi tidak resmi yang disampaikan melalui pesan singkat.
“Diimbau agar nasabah tetap menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI,” ujar dia. (kompas)