kediri – Teka-teki pembunuhan Desy Lailatul Khoiriyah (20), yang mayatnya ditemukan dalam karung di Kediri telah terkuak. Mirisnya, pelaku pembunuhan adalah Suprapto, yang tak lain merupakan ayah kandung Desy.
Sebelumnya, kasus penemuan mayat Desy yang ada dalam karung di pinggir sawah selatan arca Totok Kerot Kediri sempat menggegerkan masyarakat. Jasad Desy sempat dikira sampah karena tergeletak di dekat parit.
Berikut sederet fakta pilu cewek dalam karung di Kediri dibunuh ayah kandung
Ayah Desy Kabur ke Tulungagung
Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Rizkika Atmadha menyebut, pembunuh Desy merupakan ayah kandungnya, Suprapto. Pelaku diamankan polisi saat kabur ke Tulungagung.
“Benar pelaku berhasil diamankan anggota gabungan di wilayah Tulungagung, dini hari tadi pukul 02.00 WIB. Ayahnya sendiri,” kata Rizkika, Sabtu (15/7/2023).
Kronologi Hilangnya Desy
Ibu korban, Sulastri (45) tak menyangka anaknya harus meninggal dengan cara yang sadis. Ia menuturkan kronologi hilangnya Desy sejak Kamis (6/7).
Semua berawal pada Rabu (5/7). Saat itu suaminya, Suprapto datang ke rumah dan mengantarkannya ke Blitar. Usai mengantarkan, Suprapto kembali lagi ke Ngadiluwih.
Meski suami istri, namun selama ini Suprapto dan Sulastri tak tinggal serumah. Sebab, selama ini Suprapto lebih banyak berdomisili di rumah keluarganya di Blitar.
Suprapto hanya sesekali saja mampir ke rumah istrinya di Ngadiluwih. Di rumah Ngadiluwih ini, istrinya tinggal dengan bapaknya, Maryono (75) dan anaknya, Desy.
Sehari setelah mengantarkan Sulastri ke Blitar, Suprapto kemudian menjemput Sulastri. Namun saat tiba di rumah Ngadiluwih, Sulastri kehilangan Desy dan menanyakan ke Suprapto pada Kamis (6/7) pagi.
Desy Disebut Cari Kerja ke Lamongan
Mendapat pertanyaan itu, Suprapto bilang kalau Desy pergi mencari pekerjaan ke Lamongan. Sulastri pun tak curiga dengan jawaban Suprapto. Desy sendiri selama ini bekerja di sebuah tempat fotokopi di desa setempat.
“Katanya mencarikan pekerjaan di Lamongan,” kata Sulastri, Minggu (9/7)2023).
Suprapto Menghilang
Pada Kamis pagi itu juga, Suprapto kemudian mengemasi baju-baju milik Desy. Dia beralasan baju-baju ini diminta Desy dan minta dikirimkan ke Lamongan. Dari situ, Suprapto maupun Desy hilang tak ada kabarnya.
Desy Sosok yang Pendiam
Desy merupakan warga Desa Banggle, Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. Semasa hidup, ia merupakan sosok yang pekerja keras dan tegar.
Sulastri, ibu korban menyebut, anak semata wayangnya itu sangat rajin belajar, tegar, dan tabah dalam menjalani hidup. Selain itu, Desy merupakan anak perempuan yang sedikit berbicara tapi banyak bekerja.
“Dia itu anak yang rajin bekerja, pendiam tapi kalau bekerja rajin dan tabah dalam menghadapi segala macam masalah,” kata Sulastri, Senin (10/7/2023).
Sulastri menambahkan bahwa saat masih sekolah, Desy ceria layaknya anak seumurannya. Ketika lulus SMK dan mulai bekerja sebagai penjaga foto kopi di Ngadiluwih, Desy menjadi lebih banyak diam tapi sangat rajin bekerja dan menabung.
“Dia kerja keras kalau bekerja, pagi kerja, siang pulang istirahat makan siang, sore balik kerja sampai kadang malam baru pulang ke rumah. Dia pendiam kalau di rumah,” kata Sulastri.
Kesaksian Paman Dengar Jeritan Desy
Bahrodin, paman Desy menyebut pada Rabu (5/7) malam, ia sempat mendengar jeritan korban dari dalam rumah Sulastri. Kebetulan rumahnya dan korban berdampingan. Saat itu, ia mengira Desy bersama ibunya. Saat mendengar jeritan itu, ia dan Maryono (75), kakek korban, hendak pergi ke pengajian.
“Sewaktu saya mau berangkat pengajian, mendengar suara jeritan. Saya pikir korban sedang bersama ibunya. Ternyata, ibunya tidak ada di rumah. Ibunya sedang di Blitar,” beber Bahrodin, Minggu (9/7/2023).
Itu lah jeritan terakhir Desy sebelum akhirnya dia ditemukan tewas dalam karung. Penyebab Desy menjerit hingga saat ini masih jadi misteri.
Menurut Bahrodin, sepulang dari pengajian pada Rabu malam itu, Maryono mengaku tidak mendapati cucunya berada di rumah. Namun dari situ ia masih belum curiga. Kakek dan ibu korban baru menyadari Desy hilang keesokan harinya atau Kamis pagi (6/7).
Mayat Desy Sempat Dikira Sampah
Mayat Desy yang terbungkus dalam karung sebenarnya sempat ditemukan Imam Hanafi, warga Bulupasar pada Kamis (6/7) siang. Saat itu, ia sedang mengairi sawah. Namun setelah dicek ternyata air tak mengalir karena irigasi tersumbat karung putih.
Awalnya, Hanafi tak curiga sebab karung dikira berisi sampah. Ia lalu mengangkat dan meminggirkan di atas pematang agar tak menghalangi aliran air. Namun pada Sabtu (8/7) pagi karung berisi mayat itu baru diketahui warga setempat lainnya bernama Imam Safii (Pi’i) dan membuat gempar warga Bulupasar dan sekitarnya.
Temuan ini kemudian dilaporkan dan selanjutnya dievakuasi ke RS Bhayangkara, Kediri untuk diautopsi. Polisi menyebut, Desy merupakan korban pembunuhan karena ditemukan bekas kekerasan di sekitar kepala sedangkan tangan dan kakinya dalam keadaan terikat. Dari hasil autopsi, Desy dibuang dalam keadaan masih hidup dan meninggal karena lemas karena terbungkus karung dan terendam air. (hil/sun/detik)