Jakarta – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dilaporkan ke Polda Metro Jaya terkait laporan dugaan penyebaran hoaks dan dugaan penghasutan. Kini polisi mulai mengusut kasus tersebut.
“Masih kita dalami dulu ya. Ada dua orang pelapor di sini,” kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra kepada wartawan, Kamis (6/6/2024).
Wira mengatakan Hasto dipolisikan perihal dugaan tindak pidana Undang-Undang ITE. Hasto juga dilaporkan soal dugaan penghasutan.
“Masih kita dalami dulu. Ada masalah ITE juga ada, kemudian masalah penghasutan,” ujarnya.
Wira tidak memerinci lebih jauh tentang kasus tersebut. Polisi menyebut saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait laporan itu.
Sejauh ini polisi mengatakan sudah ada dua orang pelapor. Namun dia mengatakan beberapa saksi sudah diperiksa terkait laporan yang ada.
Hasto sudah menjalani pemeriksaan sebagai terlapor pada Selasa (4/6). Hasto mendapat empat pertanyaan dari penyidik.
Hasto akan mengadu ke Dewan Pers lantaran, menurutnya, pernyataan yang dilaporkan merupakan produk jurnalistik karena dilakukan saat sesi wawancara bersama salah satu stasiun televisi.
Ditertawai Megawati
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto diperiksa Polda Metro Jaya terkait laporan dugaan penyebaran hoaks. Hasto mengatakan dia ditertawai Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati terkait hal tersebut.
Hasto menyampaikan hal ini dalam acara ‘Hari Lahir Bung Karno’ di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (6/6/2024). Acara ini turut dihadiri para pembicara lain, yakni Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning dan Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat.
“Kemarin habis dari Bali saya jemput Ibu (Megawati). Ibu turun langsung ketawa, ‘Eh, To, kamu rasa kan seperti saya waktu zaman Orde Baru, dipanggil polisi’,” kata Hasto menirukan Megawati.
“Wah, belum ada apa-apanya, Bu, yang saya lakukan,” ujar Hasto mengulang jawabannya kepada Megawati.
Hasto pun mengaku tak takut saat dipanggil polisi. Ia mencontoh Presiden RI ke-1 Sukarno saat berhadapan dengan Belanda yang tak memiliki apa pun dalam melawan.
“Tapi kita berbicara benar itu benar. Ketika kita punya keyakinan di situ. Bung Karno aja bisa berhadapan dengan kolonialisme Belanda. Nggak apa-apa di situ,” ucapnya. (yld/yld/detik).