Jombang – majalahbuser.com, Pemerintah Kabupaten Jombang menggelar Jombang Culture Carnival (JCC) Tahun 2023 dengan tema utama “nJombang Buanget”. Sabtu (2/9/2023) malam. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang merupakan koordinator dari gelaran ini.
Acara yang mengambil start di Alun-alun, menyusuri jalan KH. Wachid Hasyim dan finish di Kantor DPRD Jombang ini dibuka oleh Bupati Jombang Mundjidah Wahab, dengan pemukulan gong yang kemudian diikuti oleh penampilan kolaborasi tari kolosal dan musik orkestra. Setelah itu, drumband Korshik dan barisan Paskibraka dari SMP Negeri 1 Jombang.
Pantauan majalahbuser.com, ribuan penonton di sepanjang rute karnaval dibuat terkesima dengan berbagai pertunjukan budaya asli Jombang, seperti, upacara tradisional Kumkum Sinden, Sandur Manduro, Wayang Topeng Jatiduwur, Ogoh-ogoh, Jaranan, dan Besutan.
Tidak hanya itu, penonton juga disuguhi aneka aksesoris busana yang dikenakan oleh peserta seperti penampilan legenda Kebo Kicak yang berdandan seperti kerbau dan menggotong patung kerbau raksasa.
Jombang Culture Carnival Tahun 2023 ini juga menampilkan dua lakon pakem atau cerita asli, Patah Kuda Narawangsa dan Wiruncana Murca, dengan latar belakang masa kerajaan Daha (Kediri) dan Jenggala.
Dalam sambutannya, Bupati Jombang, Mundjidah Wahab memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan JCC tahun ini. Ia menyebut bahwa perayaan kali ini memiliki sentuhan khusus dengan digelarnya malam hari, sehingga peserta dan panitia dapat menjalankan salat dengan khusyuk.
“Ini adalah rangkain peringatan HUT ke-78 RI. Namun baru kali ini dilaksanakan malam hari. Tujuannya agar peserta tidak meninggalkan salat. Kalau siang kita meninggalkan salat zuhur, kalau sore meninggalkan salat asar. Alhamdulillah lancar sampai selesai,” ungkapnya.
Mundjidah Wahab menyatakan, bahwa tujuan utama acara ini adalah untuk mengenalkan dan melestarikan budaya lokal Jombang. Budaya lokal Jombang yang harus dipertahankan meliputi tradisi Grebek Suro, Unduh-Unduh (tradisi mirip sedekah bumi), Kumkum Sinden (upacara ruwatan Sinden di Sendang Made Kecamatan Kudu), serta berbagai legenda seperti Kebo Kicak, Dhamarwulan, Airlangga (Kahuripan), Mpu Sindok, Besutan (cikal bakal ludruk), dan Sandur Manduro.
Mundjidah Wahab berharap, dengan digelarnya JCC ini generasi muda akan semakin mencintai dan merawat warisan budaya leluhur. Sesuai rencana, acara serupa akan digelar secara rutin setiap tahun.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang Senen, S.Sos., M.Si, melalui Pamong Budaya Ahli Muda Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang, Anom Antono menjelaskan, peserta Jombang Carnival Cultural (JCC) 2023 yang terdaftar sebanyak 20 peserta, terdiri dari Para pelajar tingkat SMPN dan SMAN dan swasta se-wilayah Kabupaten Jombang.
“Pesertanya ada yang gabung dengan sekolah lain tapi juga ada yang Sekolah mengikuti Carnival secara Mandiri, adapun kelompok Mandiri adalah SMPN 4 Jombang, SMPN 1 Tembelang dan SMPN 1 Ploso, dan dari kelompok Pelajar SMA Negeri, SMAN 2 Jombang dan beberapa SMA Swasta,” jelasnya ketika ditemui di kantornya sebelum acara digelar. Sabtu. 2/9.
Kepala Sub Kordinator Sejarah dan Budaya Kabupaten Jombang yang akrab disapa Anom itu mengatakan, tema Pawai Budaya Jombang 2023 kali ini mengusung take Lane “nJombang Buanget” dengan mengusung budaya kearifan lokal masyarakat Jombang seperti, Unduk-Unduk, Kebo Kicak, Ogoh-Ogoh, Ken Arok dan sub tema budaya warisan leluhur lainnya yaitu, Dewi Kilisuci, Dewi Arimbi dan Rongolawe.
“Pawai Budaya ini baru pertama kalinya digelar di Jombang tujuannya adalah untuk mengedukasi masyarakat dengan mengimplementasikan obyek-obyek budaya di Kabupaten Jombang, seperti Sejarah Ken Arok, Wayang Potehi dan Budaya warisan leluhur lainnya,” pungkasnya. (unt/adv)