
Kediri – majalahbuser.com, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kediri menggelar Diskusi Tematik yang diikuti Insan Media se Kediri raya dan juga dihadiri oleh beberapa Organisasi Masyarakat (Ormas) yang ada diwilayah Kediri. Kamis (27/3/2025) sore.
Acara yang mengusung tema “Bersama Media Menjaga Semangat Toleransi” dibuka langsung oleh Ketua DPRD Kabupaten Kediri. Sedangkan nara sumber berjumlah 4 Orang ditambah satu Orang moderator. Mereka adalah Pimpinan Media di Kabupaten Kediri, diantaranya dari Radar Kediri dan beberapa Pimpinan Media yang lain.
Ketua DPRD Kabupaten Kediri, H. Murdi Hantoro, S.E., M.M. dalam sambutannya mengatakan, pentingnya peran Media sebagai jembatan antara Pemerintah dan masyarakat, Media mempunyai peran yang strategis dalam membangun pemahaman kepada masyarakat yang berkaitan dengan isu-isu Sosial dan Politik, sehingga dapat mencegah potensi konflik dikarenakan kesalahpahaman.
Salah satu nara sumber, Kurniawan Muhamad menyampaikan materinya terkait dengan isu-isu viral di Media sosial, yaitu isu intoleran.
Ia mengatakan, bahwa di Indonesia 50 persen konten di media sosial berisi narasi-narasi yang sifatnya intoleran, bahkan ditemukan ada 600 akun dan dari 400 lebih berisi narasi yang sifatnya anti NKRI, dan 100 lebih narasi yang sifatnya ujaran kebencian anti NKRI, itu yang harus diwaspadai oleh Media,
“Kita harus memegang peranan menjadi motivator, mediator serta fasilitator,” ungkapnya
Lebih lanjut, Dia memberi gambaran bahwa Kominfo pernah melakukan riset, di tahun 2023 terdapat 1600 lebih berita hoax dan selama 5 tahun menjadi sekitar 15 ribu lebih berita hoax, dan yang banyak diproduksi di media sosial.
Ia berharap, pegiat media berperan mengatasi hal tersebut, setidaknya media itu menjadi gaiden dan menjadi interpreter yaitu memberi panduan kepada masyarakat dan memberikan informasi-informasi kepada masyarakat dan menginterpretasikan berbagai macam peristiwa yang terjadi.
“Media harus menfilter atau gep paper mana yang layak menjadi berita dan mana yang layak muat menjadi berita, dan kita harus tahu tidak semua berita itu layak muat, Itu kalau kita bijak memberitakan makanya berita yang layak muat benar-benar dijaga atau gep paper,” tandasnya menutup. (unt/adv).