Foto: Mas Dhito mengintruksikan tiap desa di Kabupaten Kediri mengaktifkan kegiatan Dasawisma

Kediri – majalahbuser.com, Bupati Hanindhito Himawan Pramana mengintruksikan tiap desa di Kabupaten Kediri mengaktifkan kegiatan Dasawisma. Peran kelompok ibu-ibu ini dinilai lebih efektif membantu pemerintah daerah dalam pengawasan dan penanganan stunting.

Program penanganan stunting yang dilakukan di tiap instansi pemerintah, baik itu berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) belum bisa dipastikan berjalan sesuai harapan jika kurang dalam fungsi kontrol.

Mas Dhito, sapaan akrab bupati muda itu menilai perlu adanya pengawasan terutama dari lingkungan sekitar untuk memastikan program yang dijalankan tepat sasaran dan memiliki manfaat bagi keluarga beresiko stunting.

“Ini adalah program yang tidak nampak dan tidak populer. Tapi saya tidak mencari popularitas, saya tidak mencari elektabilitas, saya hanya mencari bagaimana persoalan (stunting) yang terjadi di lapangan itu bisa terselesaikan dan bisa dikurangi,” katanya, Selasa (25/7/2023).

Disisi lain, data terkait stunting tak dipungkiri masih sering terjadi perbedaan. Mas Dhito pun menilai perlunya basis data terpadu yang dapat dijadikan acuan.

Berdasarkan bulan timbang pada Februari 2023, kasus stunting di Kabupaten Kediri 9,78 persen, turun dari tahun 2022 yang masih pada posisi 10,23 persen.

“Saya minta kepada bapak ibu camat tolong dasawisma di setiap desa dihidupkan kembali, peran kelompok masyarakat di tingkat paling bawah ini sangat penting,” tegas Mas Dhito.

Mas Dhito berharap penanganan stunting benar-benar dapat berjalan optimal. Pihaknya mengingatkan jajarannya mulai saat ini untuk bekerja lebih berorientasi pada hasil.

Untuk mengaktifkan dasawisma supaya berjalan di tiap desa diakui menjadi tanggung jawab bersama. Perlu peran PKK, kepala desa, bidan desa, termasuk camat dan antar instansi di Pemerintah Kabupaten Kediri.

“Tolong kolaborasinya, saya berharap stunting ini bisa kita tekan,” pintanya.

Di Kabupaten Kediri, lanjut Mas Dhito, berdasarkan laporan yang diterima terdapat beberapa desa yang kegiatan dasawisma aktif dan terbukti kasus stuntingnya rendah.

Kegiatan dasawisma yang telah aktif itu berada  di Desa Tretek di Kecamatan Pare dan 10 desa yang ada di Kecamatan Ringinrejo. Melihat pentingnya peran dasawisma itu, kembali Mas Dhito menegaskan untuk mengaktifkan dasawisma di tiap desa.

Untuk mendorong semangat kader dasawisma dan pemerintah desa dalam membantu program pemerintah dalam penanganan stunting itu, Mas Dhito meminta supaya kegiatan dasawisma nantinya dilombakan.

“Dasawisma ini saya minta nanti dilombakan,” tandasnya. (adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer