Jakarta – Demo massa Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) di depan DPR memanas. Massa membakar spanduk hingga melemparkan batu ke dalam kompleks gedung DPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Pantauan di lokasi, Rabu (31/1/2023), massa melakukan orasi sejak pagi. Hingga pukul 11.30 WIB, sejumlah massa aksi terlihat membakar spanduk persis di depan pagar utama gedung itu.
Tak lama kemudian, massa juga mulai melemparkan botol plastik ke dalam pagar gedung itu. Hingga kemudian melepar batu dan benda keras berukuran kecil lainnya.
Tak hanya itu, massa memukul-mukul pagar gedung DPR dengan palu besar. Massa berteriak-teriak mendesak revisi UU Desa disahkan.
“Penentuannya hari ini (pengesahan Revisi UU Desa) bukan nanti, kami bosan dengan janji janji DPR,” kata seorang dari mobil orator.
Melihat itu, sejumlah polisi yang berjaga di lokasi pun langsung bersiaga. Polisi pun sempat memberikan imbauan.
Namun, lemparan batu dari massa tak kunjung berhenti. Petugas kemudian berlindung di balik tameng dan water cannon.
“Saudara-saudara sekalian tolong tertib,” kata anggota polisi melalui pengeras suara.
Diketahui sejumlah perwakilan Apdesi telah diterima masuk ke gedung DPR untuk melakukan audiensi perihal tuntutannya. Namun hingga kini, baik anggota DPR RI maupun perwakilan yang tadi masuk tampak keluar dari gedung untuk menemui massa aksi.
Polisi Sudah Prediksi Massa Apdesi Akan Rusuh, Mereka Sudah Siapkan 30 Ban
Jakarta – Demo massa Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) di depan DPR berakhir ricuh. Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto mengaku pihaknya sudah memprediksi kericuhan demo tersebut.
“Hari ini teman-teman melihat ada aksi penyampaian pendapat di DPR yang sedikit diwarnai perusakan sebagian kecil dari pagar DPR luar, dan kita tahu mereka sudah mempersiapkan,” ujar Karyoto di lokasi, Rabu (31/1/2024).
Karyoto mengatakan, sebelumnya, polisi telah melakukan razia berkaitan dengan adanya demo Apdesi ini. Dari hasil razia tersebut, pihaknya menemukan 30 ban bekas yang disiapkan untuk dibakar pada saat demo di depan DPR.
“Memang dari kemarin anggota kami sudah razia sudah dapatkan banyak sekali lebih dari 30. Karena kalau ban dibakar 30 biji bisa dibayangkan asap hitam seolah-olah nanti membuat kekacauan,” ucapnya.
Meski begitu, pihaknya memilik untuk tetap bertahan saat menghadapi massa yang bertindak anarkistis, di samping terus melakukan imbauan kepada massa aksi. Dalam aksi demo ini, kata dia, pihaknya menggunakan alat untuk memukul mundur massa, yakni dengan water cannon.
“Karena ini beberapa beton ini dipecah pakai alat pemukul besi, kemudian untuk memukul polisi dan kami tidak membalas kami hanya mengimbau terus untuk tidak anarkis dan sambil bertahan menyemprotkan air,” ungkapnya.
Massa aksi Apdesi yang berunjuk rasa di depan gedung DPR RI sempat ricuh. Massa sempat membakar spanduk hingga melempar batu ke dalam gedung DPR.
Tak hanya itu, pada siang hari, massa bahkan memblokade ruas Tol Dalam Kota arah Slip yang berada tepat di depan gedung DPR. Mereka juga sempat mencoba merusak tembok pagar gedung itu.
Rusuh antara massa aksi dan polisi pun tak dapat dihindarkan. Hingga akhirnya menjelang sore, polisi memukul mundur massa hingga bubar.
Massa Demo Apdesi Masih Bertahan di DPR Sore
Polisi mengerahkan personel untuk memukul mundur massa Apdesi yang sempat melakukan tindakan anarkistis. Namun massa demo masih bertahan di depan gedung DPR.
Pantauan di lokasi, Rabu (31/1/2024), sekitar pukul 15.00 WIB, sejumlah polisi bertameng telah berbaris. Mereka berhadap-hadapan dengan massa.
Anggota pengurai massa (Raimas) dengan motornya mulai bersiap memukul mundur massa. Polisi lalu terlihat mendorong massa.
“Tiga langkah maju jalan,” ujar polisi melalui pengeras suara.
Massa terlihat bertahan. Mereka saling dorong dengan polisi.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Susatyo hingga kini masih terus mengimbau massa untuk membubarkan diri. Dia mengatakan aksi massa yang masih berlangsung sore ini tak sesuai dengan aturan.
“Aksi ini sudah melakukan pelemparan. Pasukan tolong bertahan,” kata Susatyo dengan pengeras suara.
“Tolong mundur ke belakang, jangan nonton. Petugas tolong dibantu,” lanjutnya.
Hingga berita ini dimuat, massa masih terus bertahan. Situasi di lokasi terkendali. (ond/mea/dhn/detik)