Jakarta – Delegasi Republik Indonesia walk out (WO) atau keluar dari forum Melanesian Spearhead Group (MSG). Langkah keluar dari ruangan diambil delegasi RI saat pimpinan salah satu kelompok pro-Papua merdeka, Benny Wenda, hendak berbicara di forum itu.
Dikutip dari detikcom, hal ini dikonfirmasi oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Teuku Faizasyah, Kamis (24/8/2023). Aksi WO delegasi RI dilakukan dalam forum Pertemuan Puncak Para Pemimpin MSG ke-22 di Port Villa, Vanuatu, Rabu (23/8).
Saat itu, Benny Wenda hendak memulai pidatonya. Maka, sejurus kemudian, belasan utusan Indonesia keluar dari ruangan. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri RI Pahala Nugraha Mansury.
Benny Wenda adalah Ketua Gerakan Persatuan Pembebasan Papua Barat (ULMWP) sekaligus menyatakan dirinya sendiri sebagai presiden sementara Papua Barat atau yang dia sebut sebagai West Papua. Delegasi Indonesia WO karena tidak mengakui Benny Wenda.
“Dalam praktik diplomasi, walk out adalah satu kelaziman. Itu mengekspresikan berbagai hal. Ini karena Pemerintah RI tidak mengakui ULMWP,” kata Faizasyah.
Kemlu RI menilai sikap tersebut normal dalam forum internasional. Contohnya, kata Faizasyah, negara-negara Barat walk out saat pihak Rusia berbicara dalam forum multilateral internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) karena negara-negara Barat tidak setuju dengan sikap Rusia yang menginvasi Ukraina.
“Ini pilihan yang sangat bisa dimaklumi dan saya rasa akan banyak diapresiasi publik,” kata Faizasyah.
ULMWP, organisasi separatis Papua yang dipiimpin Benny Wenda, selama ini berstatus observer di MSG dan ingin menjadi anggota penuh MSG.
MSG atau Melanesian Spearhead Group dibentuk pada 1988 di Port Villa, Vanuatu, negara di Oseania, sebelah timur Pulau Papua. Indonesia menjadi anggota dari negara-negara beretnis Melanesia, karena Indonesia, terutama di Indonesia timur, terdapat 13 juta warga Melanesia.
“Kita relevan menjadi bagian dari MSG,” kata dia. (dnu/imk/detik)