Foto: Satgas TMMD 122 melestarikan budaya lokal di desa Pagung dengan menggelar wayang Mbah Gandrung. Sabtu, (19/10/2024).

Kediri – majalahbuser.com,  Ada yang lain dari TMMD Ke – 122 TA. 2024 Kodim 0809/Kediri yang dilaksanakan di Desa Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.

Untuk diketahui selain melaksanakan pembangunan fisik yaitu pengerasan jalan, rehab rumah tinggal layak huni, rehab mushollah, sumur bor air bersih dan non fisik kegiatan sosialisasi-sosialisasi Satgas TMMD 122 juga melestarikan budaya lokal di desa Pagung dengan menggelar wayang Mbah Gandrung yang dimainkan oleh dalang Mbah Gani berjudul  “Minak Jinggo”.

Tak mudah bagi masyarakat menyaksikan pagelaran wayang Mbah Gandrung ini, mereka hanya pentas setiap Suroan, atau jika ada orang yang nanggap karena sedang ada nazar yang harus dipenuhi.

Dansatgas TMMD ke-122 Kodim 0809/Kediri, Letkol Inf Aris Setiawan SH usai menyaksikan pagelaran wayang Mbah Gandrung mengatakan ” Di TMMD 122 ini, kita juga ingin melestarikan budaya kearifan lokal yang ada di Desa Pagung agar lebih dikenal masyarakat luas, salah satunya wayang mbah Gandrung ini, ” ujarnya.

Selain itu, berdasarkan infomasi dari masyarakat setempat bahwa rumah yang digunakan untuk menyimpan wayang Mbah Gandrung ini pernah menjadi tempat bersejarah bagi TNI yaitu sebagai tempat singgah Panglima Besar Jenderal Sudirman saat melakukan perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia melawan penjajah.” ungkapnya, ketika ditemui dilokasi acara, Sabtu, (19/10/2024).

Sementara itu, Siswoyo selaku penanggung jawab Wayang Mbah Gandrung saat diwawancarai oleh awak Media mengatakan,  menurut cerita turun temurun dari nenek moyang, bahwa wayang Mbah Gandrung berasal dari gunung, dari sebuah kayu hanyut di sungai yang ditemukan leluhur dahulu. Wayang ini bukan wayang untuk hiburan tetapi wayang sakral khusus mengobati orang sakit atau orang minta pertolongan.

Umur Wayang ini sudah 9 turunan, sakralnya wayang Mbah Gandrung ini, jika diundang ketempat lain tidak mau dinaikkan kendaraan jenis apapun, namun harus diangkat jalan kaki dan tidak bisa menggunakan sound system jenis apapun.

“Pernah suatu ketika diundang ketempat lain dinaikkan kendaraan tapi kendaraannya tidak mau berjalan, macet,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Siswoyo mengatakan wayang ini terbuat dari kayu, wayang ini bukan kita yang membuat tetapi saat ditemukan sudah berupa wayang didalam sebuah kotak kayu.

“Awal ditemukan Dua wayang itu berupa Mbah Gandrung kakung dan Mbah Gandrung putri, namun tiga wayang lainya ditemukan sudah berada dalam kotak jadi satu dengan Mbah Gandrung yaitu Mbah Sedanapapa, Mbah Jaka Luwar, dan Mbah Semar,” terangnya.

“Pagelaran wayang Mbah Gandrung yang digelar kali ini untuk mendoakan pelaksanaan TMMD ke-122 Kodim 0809/Kediri yang dilaksanakan di Desa Pagung ini berjalan lancar sesuai harapan,” tandas Dia menutup. (unt/adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami | Pedoman Media Ciber | Disclaimer