Sidoarjo – Aksi Masriah, emak-emak di Sidoarjo menyiramkan air kencing hingga kotoran manusia atau tinja ke rumah tetangganya, Wiwik ternyata sudah dilakukan selama 6 tahun. Aksi ini membuat kesabaran Wiwik, warga Jogosatru, Sukodono, Sidoarjo, ini habis.
Akhirnya, Wiwik dan keluarganya melaporkan Masriah ke polisi. Diketahui, aksi ini dilakukan Masriah karena ingin membeli rumah yang ditempati Wiwik. Rumah tersebut merupakan kediaman adik Masriah yang memang dijual.
Namun karena tak memiliki uang, Masriah tak kunjung membayar rumah tersebut. Akhirnya, oleh adik Masriah, rumah itu dijual ke Wiwik. Masriah pun tak terima dan melakukan segala cara agar Wiwik tidak betah dan menjual murah rumah tersebut.
“Sebenarnya yang diduga pelaku ini masih ingin memiliki rumah adiknya yang dijual. Namun, tak kunjung membelinya karena tak punya uang, akhirnya dibeli oleh ibu Wiwik,” kata Kapolsek Sukodono AKP Supriyana.
Berikut 7 fakta aksi licik yang dilakukan Masriah:
1. Minta Damai Usai Dilaporkan ke Polisi
Usai dilaporkan ke polisi, Masriah justru meminta kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan. Wike (44), anak pertama Wiwik menyebut, ada kerabat Masriah yang mendatangi rumahnya untuk meminta damai. Hal ini dilakukan sebelum Masriah diperiksa polisi.
“Kemarin sebelum Ibu Masriah diperiksa, ada kerabatnya meminta kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan,” ungkap Wike kepada wartawan, Sabtu (13/5/2023).
2. Permintaan Damai Ditolak
Namun, Wike menyebut kesabaran Wiwik telah habis. Wiwik pun dengan tegas menolak permintaan damai tersebut. Pasalnya pada 2017 lalu, kasus ini pernah dimediasi hingga ke tingkat Polsek Sukodono.
Saat itu, Masriah telah minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Namun, janji tersebut hanyalah manis di bibir. Masriah pun kembali menyiram depan rumah Wiwik dengan kencing hingga tinja.
“Oleh ibu saya ditolak,” imbuh Wike.
3. Masriah Tetap Lakukan Aksi Meski Tahu Diawasi CCTV
Wike menyebut, keluarganya tidak bisa berbuat banyak untuk mencegah aksi Masriah. Wike akhirnya memutuskan untuk membeli CCTV dan memasangnya ke arah Masriah biasa melakukan aksi.
Bukannya jera, meski semakin banyak warga yang tahu tentang perbuatan Masriah dengan adanya kamera CCTV itu, Masriah sama sekali tidak mengendurkan aksi teror yang dilakukan terhadap keluarga Wiwik.
“Kamera CCTV itu baru saya pasang sekitar tahun 2021. Harapannya bahwa pelaku teror diketahui oleh orang banyak, supaya dia cepat sadar dan menghentikan terornya. Tetapi yang bersangkutan malah tidak berhenti, bahkan teror dilakukan sehari tiga kali,” sesal Wike.
4. Ditanya Alasan, Masriah Murka Lempar Wiwik dengan Batu
Sementara Wiwik mengaku pernah sekali datang ke rumah Masriah untuk melakukan klarifikasi secara langsung. Dia bertanya kepada Masriah tentang alasan menyiram air kencing dan tinja ke rumahnya setiap hari.
Bukannya menyadari bahwa tindakannya keliru, respons Masriah malah marah-marah. Menurut Wiwik, setelah kedatangannya ke rumah Masriah saat itu yang bersangkutan bahkan sempat melempari rumahnya dengan batu.
“Kami pernah menanyakan kenapa melakukan penyiraman air kencing, namun yang bersangkutan malah marah, malah melempari batu ke rumah,” kata Wiwik.
5. Derita Wiwik 6 Tahun Diteror Kencing-Tinja
Penderitaan Wiwik sudah berlangsung selama 6 tahun. Sejak 2017, Wiwik terpaksa memakai pintu dapur untuk aktivitas sehari-hari. Itu karena, hampir setiap hari pintu utama rumahnya jadi sasaran Masriah menyiram air kencing dan tinja.
Bau tak sedap kerap menyeruak di depan rumah Wiwik. Saat mendatangi rumah Wiwik di Jogosatru, Sukodono, detikJatim melihat sendiri ada kotoran manusia dengan bau menyengat di depan pintu rumahnya.
Selama 6 tahun, Masriah diduga terus menyiramkan kencing dan tinja ke pintu utama rumah Wiwik hingga keluarga perempuan itu sempat mengganti pintu utama itu dengan pintu besi.
“Pintu utama itu saya buka ketika akan mengeluarkan dan memasukkan sepeda motor saja. Untuk aktivitas sehari-hari kami melewati pintu dapur,” katanya.
“Jadi setiap hari membersihkan pintu utama untuk mengeluarkan motor, itu tiga kali. Karena pelaku menyiramkan kotoran tersebut tiga kali sehari,” ujarnya.
6. Wiwik Doakan Masriah Sadar
Selama ini Wiwik senantiasa mendoakan tetangganya tersebut. Wiwik kerap mendoakan Masriah agar sadar.
“Teror penyiraman air kencing, bahkan tinja dilakukan mulai tahun 2017. Tapi kami hanya pasrah dan Istighfar, berdoa agar Bu Masriah diberi kesadaran,” kata Wiwik.
Karena itulah Wiwik dan keluarganya menjadi pasrah. Setiap hari mereka berdoa agar Masriah diberi kesadaran bahwa perbuatannya itu keliru.
“Kami terus berdoa, bahkan kami setiap malam salat tahajud, memohon kepada Allah agar bu Masriah cepat sadar bahwa apa yang dilakukan itu tidak benar,” imbuh Wiwik.
7. Harapan Masriah Dihukum Setimpal
Selain dengan tegas menolak damai, Wiwik berharap Masriah bisa mendapat hukuman yang setimpal. Apalagi, aksi penyiraman air kencing dan tinja itu telah dilakukan selama enam tahun mulai 2017. Kasus ini juga pernah dimediasi di tingkat RW hingga ke polisi.
Saat mediasi pada 2017, pelaku menandatangani surat perjanjian tidak mengulangi perbuatannya. Namun, janji hanya lah tinggal janji. Teror Masriah kini lebih parah hingga dilakukan sehari tiga kali.
“Kami berharap pihak kepolisian bertindak seadil-adilnya, bahkan kalau perlu pelaku dihukum berat sesuai perbuatannya,” kata Wiwik.
Wiwik menjelaskan, teror penyiraman air kencing, sampah rumah tangga, bahkan tinja itu dilakukan sejak tahun 2017. Kemudian, Wiwik melaporkan kejadian itu ke tingkat RT, RW dan ke pihak desa.
“Tahun 2017 mereka itu sudah pernah berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Anehnya hingga saat ini masih melakukannya,” sesal Wiwik. (hil/fat/detik)